Kenalkan perilaku ramah lingkungan di sekolah, DLH Klaten gencarkan Gerakan Peduli Lingkungan Hidup
Nantinya Pemerintah Kabupaten Klaten juga akan melakukan pembinaan Adhiwiyata.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Klaten mengenalkan perilaku peduli lingkungan hidup kepada anak melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Gerakan ini merupakan kerja sama DLH Klaten bersama PT Tirta Investama (PT TI) untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekolah.
“GPBLHS adalah aksi kolektif secara sadar, berkala, berjenjang dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup,” tutur Kepala DLH Klaten, Srihadi.
Nantinya Pemerintah Kabupaten Klaten juga akan melakukan pembinaan Adhiwiyata. Pembinaan tersebut berupa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sejalan dengan pembangunan berkelanjutan.
“Tahap dalam pembinaan sekolah Adiwiyata lima level masing-masing Level 0 sekolah perlu mengetahui, Level 1 sekolah mengetahui dan tertarik, level 2 sekolah sudah melakukan GPBLHS, Level 3 sekolah sudah berhasil mendapatkan penghargaan dan Level 4 sekolah mampu mendorong dan membimbing sekolah lain untuk melaksanakan GPBLHS,” jelas Srihadi.
Menurut Srihadi, Kontribusi peningkatan kapasitas lingkungan hidup dari program GPBLHS diantaranya terujudnya pengurangan timbulan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon tanaman, konservasi dan penghematan air dan konservasi dan penghematan listrik.
“Untuk menerapkan hal tersebut diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara DLH Klaten, Dinas Pendidikan, Kantor Kemenag Klaten dan semua satuan pendidikan yang ada di Klaten,” terangnya.
Sementara itu, Humas PT TI Klaten, Rama Zakaria mengatakan, pihaknya mendukung program DLH Klaten untuk terus menggaungkan GPBLHS, karena kepedulian kepada lingkungan utamanya mengelola dan mengolah sampah ini harus dimulai sejak dini saat anak-anak berada di bangku sekolah.
“Dengan begitu anak-anak nantinya memiliki kepedulian untuk tidak membuang sampah sembarangan dan peduli pada lingkungan sekitar,” ujarnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB
Euforia tanggal kembar: Bertabur diskon dan bebas ongkir di e-commerce
Kamis, 23 Nov 2023 14:19 WIB