sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasien meninggal akibat DBD meningkat, Dinkes Klaten imbau warga pantau kondisi pasien

“Ketika kondisi pasien memburuk menjadi demam berdarah yang disertai dengan komplikasi, jika tidak segera dipantau dan diobati,"

Dessy Nuraulia Budiyanto
Dessy Nuraulia Budiyanto Selasa, 12 Jul 2022 16:25 WIB
Pasien meninggal akibat DBD meningkat, Dinkes Klaten imbau warga pantau kondisi pasien

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten mengalami peningkatan pada periode Januari hingga Juli 2022. Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mengimbau warga segera memantau dan memeriksakan pasien DBD ke layanan kesehatan.

“Ketika kondisi pasien memburuk menjadi demam berdarah yang disertai dengan komplikasi, jika tidak segera dipantau dan diobati, maka akan menyebabkan kematian,” ujar Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, Selasa (12/7).

Dilansir dari klatenkab.go.id, kasus terkonfirmasi DBD mencapai 240 kasus. Dari kasus tersebut, sebanyak 13 pasien meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti tersebut. Sebanyak 11 pasien di antaranya merupakan anak-anak.

Menurut Wahyuning, sebagian kasus pasien DBD yang meninggal dunia dikarenakan telambat memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Masalah ini terjadi karena kurangnya pemahaman terkait siklus DBD oleh sebagian masyarakat.

“Saat ditanya oleh petugas kesehatan kapan mulai panas, ada yang menjawab baru kemarin padahal sudah tiga hari. Setelah diperiksa panasnya turun ternyata masuk ke siklus kritis DBD. Untuk itu, kepada orangtua, selalu cek kondisi anak, jangan sampai parah baru dibawa ke layanan kesehatan,” paparnya.

Wahyuning juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu takut untuk memeriksakan dirinya pada saat muncul gejala demam berdarah ringan. Pasalnya, pemeriksaan penyakit ini tidak bisa dibilang cepat lantaran dibutuhkannya pedoman diagnosis, pengobatan, dan rujukan tepat waktu untuk menghindari kondisi yang semakin parah.

“Masyarakat juga harus menghitung kapan pertama kali merasakan demam. Meski sederhana, hal tersebut sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan bisa tahu langkah tepat seperti apa yang perlu dilakukan,” tuturnya.

Memasuki puncak musim epidemi, jumlah kasus demam berdarah kian meningkat, ia memperkirakan bahwa jumlah kasus demam berdarah akan terus meningkat di masa mendatang dan dapat meledak dalam skala besar jika tidak mengambil tindakan drastis untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid