sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemprov Kaltim targetkan penurunan stunting 14% pada 2024

Antisipasi dimulai sejak remaja untuk memastikan mereka benar-benar siap menikah dari segi umur, fisik, hingga psikis.

Nadya Angelica Mutiara Amanda
Nadya Angelica Mutiara Amanda Rabu, 21 Sep 2022 14:19 WIB
Pemprov Kaltim targetkan penurunan stunting 14% pada 2024

Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi, menargetkan penanganan stunting dapat turun 14% pada 2024. Demi mewujudkan hal ini, ia menerangkan penanggulangan stunting fokus pada tiga sasaran, yaitu anak-anak remaja pra nikah, ibu-ibu muda yang sedang hamil dan tumbuh kembang anak balita atau usia dini

“Kita harus mencetak generasi emas di 2045 atau saat 100 tahun Indonesia merdeka. Ini harus kita siapkan dari sekarang. Dengan membebaskan Kaltim dari stunting. Jadi ini jangan hanya program diatas kertas, tetapi bagaimana program dilapangan terlaksana dengan baik,” pungkasnya saat Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota dalam rangka Konvergensi Percepatan Penanggulangan Stunting tingkat Provinsi Kaltim, Senin (19/9).

Hadi mengatakan antisipasi dimulai sejak remaja untuk memastikan mereka benar-benar siap menikah dari segi umur, fisik, hingga psikis. Ia menerangkan Pemprov Kaltim akan bekerja sama dengan Pemkab/Pemkot dan memastikan tiap kabupaten/kota mewujudkan penanganan stunting.

“Jadi bukan hanya sekedar angka saja, itu biasa saja, tapi yang harus kita sadari adalah harus selalu berpikir melahirkan generasi emas, yaitu bagaimana anak-anak kita dalam tumbuh kembangnya bisa terbebas dari segala macam penyakit, salah satunya dari stunting. Insyaallah saya yakin 10 kabupaten dan kota siap bekerja bersama dengan seluruh stakeholder terkait untuk mewujudkannya,” katanya

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin menyerahkan penghargaan kepada enam kabupaten/kota yang sudah melaksanakan 8 aksi konvergensi penurunan stunting. Aksi tersebut yaitu analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perwali/perbup tentang peran desa/kelurahan, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data stunting, pengukuran dan publikasi data stunting, serta review kinerja tahunan.

“Untuk peringkat satu diraih Kota Samarinda dengan nilai 50, peringkat kedua Kabupaten Kutai Kartanegra (49), peringkat ketiga Kabupaten Penajam Paser Utara (47), peringkat keempat Kota Balikpapan (44), peringkat kelima Kabupaten Kutai Barat (43) dan peringkat keenam Kabupaten Kutai Timur (41),” tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid