sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Obama hingga Hillary Clinton jadi target teror bom

Paket bom dikirim ke mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Selasa (23/10) dan Barack Obama pada Rabu (24/10).

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 25 Okt 2018 12:04 WIB
Obama hingga Hillary Clinton jadi target teror bom

Serangkaian pengirim paket bom menyasar sejumlah tokoh ternama Amerika Serikat. Ada pun di antaranya yang menjadi target adalah mantan Presiden AS Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, mantan jaksa agung Eric Holder, mantan Direktur CIA John Brennan, miliarder George Soros dan sejumlah politikus partai Demokrat lainnya. 

Menurut Biro Investigasi Federal (FBI), kasus ini tengah berada dalam penyelidikan penuh di bawah undang-undang terorisme.

FBI menambahkan bahwa, setidaknya delapan paket mencurigakan berhasil disadap sebelum mencapai alamat penerima yang tertulis di paket bom itu. 

United States Secret Service (USSS) menyatakan, pihaknya menemukan satu paket yang ditujukan kepada Hillary di Westchester pada Selasa (23/10) malam waktu setempat. Paket kedua, yang ditujukan kepada Obama ditemukan pada Rabu (24/10) pagi waktu setempat di Washington, D.C.

"Paket-paket tersebut segera terlacak selama prosedur penyaringan surat rutin berjalan dan diidentifikasikan berpotensi sebagai bahan peledak. Namun, sudah ditangani dengan tepat sesuai yang seharusnya," ujar USSS dalam sebuah rilis resminya.

"Orang-orang yang dilindungi tidak menerima paket itu atau tidak berada dalam risiko menerima paket tersebut," tambahnya.

USSS melancarkan penyelidikan untuk menemukan pengirim paket itu.

Paket bom yang hendak dikirimkan kepada Obama dan Hillary terjadi setelah dua hari sebelumnya, Senin (22/10), sebuah bom pipa ditemukan di rumah Soros di pinggir kota New York City.

Sponsored

Temuan paket mencurigakan juga dilaporkan terjadi di markas CNN di Time Warner Center pada Rabu (24/10) pagi waktu setempat.

Para pejabat penegak hukum AS mengonfirmasi kepada media lokal bahwa paket bom yang ditemukan di CNN terlihat mirip dengan yang ditemukan di rumah Soros yaitu berbentuk bom pipa.

FBI mengungkapkan bahwa paket bom lainnya dibungkus dengan 'bubble-wrap' dalam amplop manila. FBI tidak memaparkan secara jelas jenis bom yang berada dalam paket-paket itu, hanya menyebutnya dengan sebutan,'potentially destructive devices' yang masing-masingnya diberi label alamat dengan cetakan komputer dan ditempeli enam prangko bertulis 'Forever'. Semua paket bom itu mirip.

Gedung Putih sudah angkat bicara atas kejadian ini. Presiden AS Donald Trump mengutuk serangan tersebut dan mengatakan serangan itu sebagai, "aksi teror yang sangat tercela, dan siapa pun yang bertanggung jawab atas hal ini akan menerima konsekuensi penuh dari hukum."

Trump mengaku telah memberi arahan kepada FBI untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh.

"Keamanan rakyat Amerika adalah prioritas tertinggi dan absolut untuk saya. Di masa-masa seperti ini kita hanya perlu bersatu. Kita harus bersatu dan mengirim satu pesan yang sangat jelas bahwa ancaman atau tindakan kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di AS," tutur Trump.

Selain FBI, Gedung Putih menyatakan bahwa USSS dan lembaga penegak hukum AS lainnya sedang menyelidiki dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi siapa pun yang terancam oleh aksi teror ini. (BBC, Al Jazeera, dan Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid