sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Afrika Selatan panggil cadangan tentara untuk kendalikan penjarahan

Protes dengan cepat berubah menjadi penjarahan ketika banyak orang menjarah pusat perbelanjaan dan mengangkut barang-barang.

Eqqi Syahputra
Eqqi Syahputra Jumat, 16 Jul 2021 10:45 WIB
Afrika Selatan panggil cadangan tentara untuk kendalikan penjarahan

Afrika Selatan mengerahkan cadangan tentaranya pada Kamis (15/7), dalam upaya memadamkan penjarahan yang telah memicu kekhawatiran dan memberikan pukulan yang melumpuhkan bagi perekonomian yang sudah babak belur.

"Semua anggota cadangan harus melapor untuk bertugas pada Kamis (15/7) di unit masing-masing," kata panglima militer Letnan Jenderal Lawrence Mbatha dalam perintah yang dikeluarkan, saat kerusuhan memasuki hari keenam di negara itu.

Tentara harus siap melapor dengan peralatan yang diperlukan, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Pada Rabu (14/7), pemerintah mengatakan, memanggil sekitar 25.000 tentara untuk mengatasi keadaan darurat, angka yang 10 kali lipat lebih besar dari jumlah yang awalnya dikerahkan.

Ketika ketenangan relatif kembali ke Johannesburg, Menteri Kepolisian Bheki Cele memuji dorongan dari militer, dengan mengatakan hal itu akan membalikkan situasi yang bergejolak di beberapa bagian Provinsi KwaZulu-Natal.

Menurut angka resmi, 72 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang ditangkap, sementara badan pengawas barang konsumsi Afrika Selatan memperkirakan lebih dari 800 toko telah dijarah.

Penjarahan berlanjut pada Kamis di KZN, tetapi situasinya lebih tenang di Johannesburg. Di mana para sukarelawan di kota-kota kota mengambil bagian dalam operasi pembersihan, yang salah satunya dipimpin oleh Menteri Lingkungan Barbara Creecy.

Pada pembersihan di pusat perbelanjaan Jabulani di Soweto, tokoh masyarakat Musa Mbele-Radebe mengatakan kepada AFP,  kalau penggunaan tentara cukup baik, karena orang-orang negaranya cukup takut dengan tentara dibandingkan dengan polisi.

Sponsored

Kerusuhan dimulai sehari setelah mantan Presiden Jacob Zuma memulai hukuman penjara 15 bulan pada 8 Juli, karena menolak bersaksi kepada komisi yang menyelidiki korupsi di bawah masa jabatannya.

Protes dengan cepat berubah menjadi penjarahan ketika banyak orang menjarah pusat perbelanjaan, mengangkut barang-barang saat polisi tidak berdaya untuk bertindak.

Ketika krisis meningkat, pada Rabu (14/7), Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula mengatakan kepada parlemen, telah mengajukan permintaan untuk "plus atau minus" 25.000 tentara.

Permintaan itu muncul setelah Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan kepada para pemimpin partai politik, bahwa beberapa bagian negara itu mungkin akan segera kehabisan persediaan dasar menyusul gangguan pada rantai pasokan.

"Krisis besar berikutnya akan menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan di KZN, bersama dengan pasokan obat-obatan dan bahan bakar," kata John Steenhuisen, kepala oposisi Aliansi Demokrat.

Sumber : thehindu.com

Berita Lainnya
×
tekid