sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS: Iran masih jadi penyokong utama terorisme

AS menilai Iran tetap menjadi negara utama penyokong terorisme di dunia dan bertanggung jawab atas semakin intensnya berbagai konflik.

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 20 Sep 2018 19:37 WIB
AS: Iran masih jadi penyokong utama terorisme

Iran masih menjadi negara utama penyokong terorisme dengan jaringan pendanaan dan sel-sel operasional yang bekerja di seluruh dunia. Demikian ungkap sebuah laporan pemerintah Amerika Serikat.

Laporan yang berasal dari survei tahunan terorisme global Kementerian Luar Negeri AS menuduh Iran mengintensifkan banyak konflik dan mencoba mengganggu pemerintahan di Timur Tengah dan wilayah lainnya.

Koordinator urusan Kontraterorisme dari Kementerian Luar Negeri Amerika, Nathan A Sales, mengatakan bahwa jaringan penggalangan dana yang terhubung dengan Iran di Afrika Barat, gudang senjata di Amerika Selatan, dan kegiatan operasional di Eropa menunjukkan Iran tidak keberatan dengan terorisme di benua mana pun."

"Iran tetap menjadi negara utama penyokong terorisme di dunia dan bertanggung jawab atas semakin intensifnya berbagai konflik serta telah merusak kepentingan AS di Suriah, Yaman, Irak, Bahrain, Afghanistan dan Lebanon," ujar Sales, Rabu (19/9).

Sudah sejak 1984, AS menyebut Iran sebagai negara penyokong teror. Sejumlah negara lain yang juga masuk dalam daftar negara pendukung teror versi AS adalah Korea Utara, Suriah, dan Sudan.

Iran bersikeras mengatakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bentuk dukungan terhadap orang-orang yang tertindas di seluruh Timur Tengah. Negara ini blak-blakan soal bantuannya terhadap kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan militan syiah di Irak.

Serangan turun dibanding 2016

Laporan AS juga menyebutkan bahwa serangan di seluruh dunia turun 23% dibanding tahun 2016. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kalahnya ISIS di medan pertempuran Irak.

Sponsored

Jumlah insiden kekerasan juga menurun pada tahun 2016 dari tahun sebelumnya.

Meskipun terjadi penurunan, namun laporan tersebut menggambarkan bahwa ancaman serangan terhadap AS dan sekutunya di seluruh dunia lebih kompleks.

Menurut Kementerian Kehakiman AS, ISIS, Al Qaeda, dan kelompok-kelompok serupa telah terdesentralisasi dan mengadopsi teknologi baru seperti senjata kimia sederhana dan sistem drone kecil.

"Mereka semakin tercerai-berai dan tersembunyi, beralih ke internet untuk menginspirasi pengikut mereka melakukan serangan, dan sebagai hasilnya membuat diri mereka tidak mudah dijangkau dengan tindakan militer konvensional," tulis laporan itu. (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid