sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China konfirmasi penahanan seorang warga Australia

China menuduh warga negara Australia, Yang Hengju, terlibat dalam tindakan kriminal yang membahayakan keamanan nasionalnya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 24 Jan 2019 21:39 WIB
China konfirmasi penahanan seorang warga Australia

Otoritas China menahan seorang penulis Australia, yang dulunya warga negara Tiongkok, dengan tuduhan membahayakan keamanan negara. Pengacara yang bersangkutan mengatakan, kliennya dicurigai melakukan spionase.

Para pejabat Australia menerangkan bahwa Yang Hengjun ditahan tidak lama setelah dia terbang ke Guangzhou dari New York pekan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menuturkan bahwa Australia telah diberitahu secara resmi penahanan Yang Hengjun.

"Warga negara Australia Yang Jun, yang dicurigai terlibat dalam tindakan kriminal yang membahayakan keamanan nasional China, baru-baru ini ditempatkan di bawah langkah-langkah koersif dan tengah diselidiki oleh Biro Keamanan Negara kota Beijing," ungkap Hua.

Lebih lanjut Hua menegaskan bahwa hak dan kepentingan Yang Jun dilindungi sesuai hukum. Nama Yang Jun merujuk pada Yang Hengjun dan tidak dijelaskan mengapa otoritas China menggunakannya.

Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne yang tiba di Beijing pada Kamis (24/1), untuk sebuah kunjungan yang telah dijadwalkan sebelumnya, mengatakan bahwa dalam kasus seperti ini lazimnya pihaknya akan diberitahu dalam waktu tiga hari di bawah konvensi diplomatik yang ada.

Yang Hengjun sendiri dilaporkan hilang pada Jumat dan Australia tidak diberitahu hingga empat hari kemudian. Pyne mengungkapkan, pemberitahuan yang terlambat itu mengecewakan dan dia akan membahasnya dalam tatap mukanya dengan para pejabat China.

Kabar hilangnya Yang Hengjun pertama kali didapat setelah teman-teman pria itu mengaku bahwa mereka sudah beberapa hari tidak dapat berkomunikasi dengan Yang Hengjun.

Sponsored

Pengacara Yang Hengjun, Mo Shaoping, menuturkan bahwa kliennya dicurigai melakukan spionase dan ditahan di tempat khusus.

Tindakan penahanan khusus memungkinkan pihak berwenang untuk menginterogasi tersangka selama enam bulan tanpa harus memberikan akses ke perwakilan hukum. Kelompok-kelompok pemantau HAM mengatakan bahwa kurangnya pengawasan menimbulkan kekhawatiran tentang pelecehan oleh para interogator.

Mo Shaoping mengatakan bahwa dia telah disewa oleh istri Yang Hengjun. Namun, karena kasus ini melibatkan keamanan negara, dia akan memerlukan persetujuan dari pihak berwenang sebelum dia dapat bertemu dengan Yang Hengjun.

Telah diingatkan

Ketegangan antara China dan Barat telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah dua warga Kanada ditangkap di Tiongkok atas dakwaan membahayakan keamanan negara.

Penangkapan keduanya secara luas dilihat sebagai pembalasan oleh China atas penangkapan Direktur Keuangan Global Huawei Meng Wanzhou pada 1 Desember 2018 sesuai permintaan Amerika Serikat. 

Meng Wanzhou dituduh melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Australia turut mengecam penangkapan dua warga Kanada, namun Yang Hengjun sendiri dikabarkan telah lama menjadi sorotan pihak berwenang Tiongkok.

Yang Hengjun mengkritik apa yang dia sebut sebagai gangguan China di Australia.

Feng Chongyi, seorang akademisi di University of Technology di Sydney mengatakan di telah meminta Yang Hengjun tidak pergi ke China mengingat ketegangan yang tengah berlangsung.

"Saya merasa itu tidak aman baginya, mengingat situasi yang melibatkan Huawei. Namun, dia percaya bahwa dia akan baik-baik saja karena dia telah pergi ke sana berkali-kali," jelas Feng Chongyi.

Menlu Pyne mengatakan, telah memerintahkan staf Kedubes Australia untuk menemui pejabat China terkait kasus Yang Hengjun. Namun, rincinya belum terungkap. 

Pyne menekankan tidak ada bukti bahwa kasus Yang Hengjun terkait dengan kritik Australia terhadap penahanan dua warga Kanada.

"Saya akan khawatir jika memang ada indikasi itu," tutur Pyne di Sydney. "Kami menyerukan kepada pihak berwenang Tiongkok untuk memastikan masalah ini ditangani secara transparan dan adil."

Yang Hengjun mulai dikenal luas pada 2000-an lewat esai-esai politiknya, yang membuatnya dijuluki 'penjaja demokrasi'. Dalam beberapa tahun terakhir, dia mempublikasikan sedikit kritik dan menulis lebih banyak fiksi termasuk trilogi novel spionase.

Deng Yuwen, seorang analis politik yang berbasis di Beijing dan mengenali Yang Hengjun mengaku tidak tahu alasan penahanan pria itu, namun yang pasti akun WeChat Yang Hengjun telah dihapus.

"Dia pada dasarnya belum merilis esai politik dalam beberapa tahun terakhir," kata Deng Yuwen.

Presiden Xi Jinping telah memimpin penumpasan perbedaan pendapat sejak berkuasa pada 2012, dengan ratusan pengacara dan aktivis hak ditahan. Lusinan lainnya dipenjara.

Adapun hubungan antara Australia dan China, mitra dagang terbesarnya, telah diselimuti ketegangan dalam beberapa tahun terakhir dipicu oleh tuduhan Canberra pada 2017 yang menyebutkan, Beijing ikut campur dalam urusan domestiknya. Perjalanan Menlu Pyne sendiri adalah upaya untuk memperbaiki hubungan keduanya.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid