sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Generasi milenial gemparkan perpolitikan AS

Alexandria Ocasio-Cortez (28), perempuan keturunan Latin, mampu mengalahkan anggota DPR New York, petahana Joe Crowley dari Partai Demokrat.

Dika Hendra
Dika Hendra Kamis, 28 Jun 2018 17:17 WIB
Generasi milenial gemparkan perpolitikan AS

Alexandria Ocasio-Cortez (28), perempuan keturunan Latin, mampu mengalahkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) New York, petahana Joe Crowley dari Partai Demokrat. Alexandria yang menjadi kandidat anggota parlemen dari Demokrat Sosialis Amerika itu mampu menumbangkan Crowley yang telah menjadi anggota parlemen selama sepuluh tahun.

Kemenangan Alexandria disebut sebagai prestasi generasi milenial yang mengguncang sistem perpolitikan Amerika Serikat (AS). Meskipun tak dipungkiri, keduanya sama-sama dari Partai Demokrat. Insiden itu sendiri terjadi pertama kalinya dalam empat belas tahun, ketika anggota petahana digulingkan kandidat dari partai yang sama.

“Ini bukan akhir. Ini adalah awalan karena kita akan mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa politik tak memerlukan donor yang besar,” kata Alexandria dilansir CNN, Kamis (28/6).

Dia berhasil meraih kemenangan pada pemilu lokal karena memiliki dukungan akar rumput yang kuat. Alexandria juga mendapatkan momen di tengah kegelapan politik AS. Kemenangan itu mengirimkan pesan kepada politikus muda, kesuksesan politik bisa diraih dengan kerja keras.

“Kamu harus memberikan negara ini harapan. Kamu harus memberikan negeri ini bukti ketika kamu membuka pintu tetanggamu,” ujar Alexandria. “Ketika kamu datang ke masyarakat dengan cinta, ketika kamu mengenalkan diri kepada mereka, kamu ada untuk mereka. Untuk itulah kita akan membuat perubahan,” tegasnya.

Apa yang diperjuangkan Alexandria? Dia memperjuangkan perawatan kesehatan universial dan jaminan pekerjaan federal. Dia merupakan anggota DPR dari Partai Demokrat yang menandatangani perawatan kesehatan untuk semua. Paling penting, dia memperjuangkan hak-hak para migran. Selama ini, dia memang berjuang keras melawan kebijakan Trump dalam isu imigrasi. Dia juga ikut memprotes pusat penahan migran di Texas.

“Saya kira kekuatan utama saya adalah gerakan akar rumput yang bekerja selama 24 hingga 48 jam,” kata Alexandria. “Saya didukung komunitas yang bergerak terus,” paparnya.

Selama ini, dukungan utama Alexandria berasal dari komunitas migran dari Ekuador dan Kolombia. Dia juga mengenal banyak migran dari Bangladesh, Korea, dan Pakistan. “Saya selalu mengangkat isu imigrasi,” jelasnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid