sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

India bersolek jelang kedatangan Donald Trump

Donald Trump dijadwalkan akan melakukan kunjungan dua hari ke India.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 21 Feb 2020 10:01 WIB
India bersolek jelang kedatangan Donald Trump

India tengah bersolek untuk bersiap menyambut kedatangan Donald Trump. Presiden Amerika Serikat itu akan tiba di Negeri Hindustan pada 24 Februari untuk kunjungan dua hari. 

Tujuan lawatan Trump ke India disebut adalah memperbaiki hubungan bilateral yang dirugikan oleh pertikaian dagang kedua negara.

Selain New Delhi, Trump dijadwalkan akan berkunjung ke Ahmedabad dan Agra, di mana dia direncanakan akan mendatangi Taj Mahal saat sore hari.

Menjelang kedatangan Trump, pihak berwenang India pun melakukan bersih-bersih, termasuk di Sungai Yamuna yang tercemar.

Otoritas terkait pada Kamis (20/2) mengatakan bahwa tambahan 17 juta liter air dirilis sebelum kunjungan Trump, lebih dari dua kali lipat dari jumlah biasa. 

"Aliran ekstra itu ... untuk menjaga kebersihan dan menghilangkan bau busuk," kata seorang pejabat.

Pada Kamis pula, para pekerja menggosok dinding dan membersihkan air mancur di Taj Mahal, monumen yang dibangun atas perintah Kaisar Shah Jahan sebagai mausoleum untuk istrinya Mumtaz Mahal.

Menurut data resmi, Taj Mahal yang merupakan objek wisata paling terkenal di India  dikunjungi oleh hampir tujuh juta wisatawan per tahun. Belakangan mausoleum itu "dirusak" oleh kepadatan dan polusi.

Sponsored

Bersamaan dengan air yang tercemar, pihak berwenang pun memerangi udara kotor yang menodai marmer putih Taj Mahal dan kawanan monyet yang semakin agresif menyerang pengunjung.

Otoritas terkait membantah laporan media lokal bahwa mereka telah merelokasi sejumlah primata terkait kunjungan Trump dan bahwa sebuah jembatan dalam rute yang akan diambil Trump tidak akan mampu menanggung beban limosin lapis baja kepresidenan AS yang dikenal dengan julukan "The Beast".

AS mengadukan India ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Juli 2019 setelah negara itu 
mengenakan bea impor yang lebih tinggi terhadap 28 produk asal AS. Itu merupakan balasan usai Negeri Paman Sam mencabut fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) untuk India.

India merupakan penerima manfaat terbesar GSP, yang memungkinkan impor bebas bea hingga US$5,6 miliar.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid