sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jerman desak UE sanksi Rusia atas kasus peracunan Navalny

Kritikus Putin itu jatuh sakit dalam penerbangan domestik di Siberia.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 05 Okt 2020 15:08 WIB
Jerman desak UE sanksi Rusia atas kasus peracunan Navalny

Jerman mendesak Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia atas peristiwa peracunan kritikus Kremlin, Alexei Navalny.

"Saya yakin satu-satunya jalan adalah sanksi," tutur Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Sabtu (3/10).

"Sanksi harus selalu tepat sasaran dan proporsional. Tapi pelanggaran berat terhadap Konvensi Senjata Kimia Internasional tidak bisa dibiarkan begitu saja," imbuhnya.

Komentar Menlu Maas tersebut bertentangan dengan politikus senior Jerman dan Presiden Parlemen Jerman Wolfgang Schäuble, yang menyerukan kerja sama yang lebih besar dengan Moskow dalam wawancara pada Jumat (2/10).

Sementara itu, Rusia pada Sabtu mengatakan bahwa pemerintah Berlin telah menolak izin penyelidik dari Moskow untuk mengunjungi Navalny.

Navalny, kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin, dirawat di rumah sakit sejak 20 Agustus setelah jatuh sakit dalam penerbangan domestik di Siberia.

Dua hari kemudian, dia dipindahkan ke Berlin atas perintah keluarganya setelah mereka meragukan perawatan medisnya di Rusia.

Pemerintah Jerman kemudian menyatakan bahwa tes laboratorium militer telah menemukan bukti kuat bahwa agen saraf kimia, Novichok, yang dilarang secara internasional telah digunakan dalam serangan terhadap Navalny. Penemuan ini juga dikonfirmasi oleh laboratorium di Perancis dan Swedia.

Sponsored

"Jika hasil laboratorium Jerman, Swedia, dan Prancis dikonfirmasi, seharusnya ada tanggapan yang jelas dari Uni Eropa. Saya yakin tentang itu," kata Menlu Maas.

Navalny dipulangkan dari rumah sakit Charite di Berlin pada 23 September. Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa akan membahas peristiwan peracunan Navalny dalam pertemuan puncak yang direncanakan pada 15 dan 16 Oktober. Mereka kemungkinan akan mengeluarkan pernyataan bersama tentang masalah tersebut.

Menurut pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat (2/10), 27 negara anggota blok tersebut sedang menunggu hasil investigasi oleh Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).

"Kami akan membahas topik ini dalam pertemuan Dewan Eropa selama dua minggu," kata Merkel.

Merkel mengatakan, dia menyetujui kecaman keras dari para pemimpin Uni Eropa atas kasus keracunan Navalny.

"Penggunaan senjata kimia merupakan pelanggaran serius atas hukum internasional," kata para pemimpin Uni Eropa dalam pernyataan bersama mereka.

Uni Eropa juga meminta otoritas Rusia untuk bekerja sama sepenuhnya dengan OPCW. (Deustche Welle)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid