sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korban tewas banjir Malaysia bertambah jadi 46

Sebagian besar korban jiwa berada di negara bagian Selangor dan Pahang.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Senin, 27 Des 2021 08:36 WIB
Korban tewas banjir Malaysia bertambah jadi 46

Korban tewas akibat banjir bandang yang melanda hampir seluruh wilayah Malaysia bertambah menjadi 46 orang dan lima orang masih hilang.

Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 46 orang karena lebih banyak mayat ditemukan, dengan sebagian besar korban jiwa berada di negara bagian Selangor dan Pahang.

"Masih ada lima orang yang hilang. Kami berharap mereka akan segera ditemukan," katanya dalam konferensi pers mengutip The Straits Times, Senin (27/12).

Dia menambahkan, 54.532 orang masih berada di lebih dari 300 pusat evakuasi di tujuh negara bagian dan 68 jalan tetap ditutup karena banjir.

Hujan deras sepanjang hari menyebabkan sungai meluap akhir pekan lalu, membanjiri kota-kota, memotong jalan-jalan utama, dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Selangor, negara bagian Malaysia yang paling padat penduduknya dan terkaya, serta menjadi bagian dari Ibu Kota Negara Kuala Lumpur adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampaknya.

Banyak orang di Ibu Kota Selangor Shah Alam, yang dilanda banjir terdampar di rumah mereka dengan hampir tidak ada makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan. Kru kerja menggunakan backhoe dan truk untuk memindahkan barang-barang yang berserakan di jalan-jalan di luar rumah orang.

Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim sebelumnya mendesak pemerintah untuk mengadakan penyelidikan publik menyusul tanggapan banjir yang dikritik secara luas. Koordinasi yang buruk antara lembaga pemerintah dan penyebaran militer yang tertunda.

Sponsored

"Mengubah respons terhadap bencana alam menjadi bencana pemerintahan manusia," katanya.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui ada kelemahan tetapi menjanjikan perbaikan di masa depan. Negara Asia Tenggara itu dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tetapi banjir pada akhir pekan lalu adalah yang terburuk sejak 2014.

Pemanasan global telah dikaitkan dengan memburuknya banjir. Atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir, serta curah hujan ekstrem.

Berita Lainnya
×
tekid