sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pangkalan Angkatan Udara Ukraina dihantam rudal Rusia

Pada saat serangan, terjadi pertemuan komando antara Angkatan Udara Ukraina dengan perwakilan pemasok senjata asing.

Hermansah
Hermansah Jumat, 15 Jul 2022 17:33 WIB
 Pangkalan Angkatan Udara Ukraina dihantam rudal Rusia

Serangan Rusia yang ditargetkan, telah memusnahkan semua peserta yang menghadiri pertemuan perwakilan Angkatan Udara Ukraina dengan pemasok senjata asing, demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (15/7) waktu setempat.

“Pada 14 Juli, rudal berbasis laut presisi tinggi Kalibr menyerang gedung House of Officers di kota Vinnitsa. Pada saat serangan, terjadi pertemuan komando antara Angkatan Udara Ukraina dengan perwakilan pemasok senjata asing. Di fasilitas militer ini, membicarakan transfer berikutnya, yakni pesawat, senjata ke militer Ukraina, serta mengatur perbaikan armada penerbangan Ukraina," kata kementerian itu lagi.

Selama empat bulan terakhir, Amerika Serikat dan negara-negara lain terus menyalurkan senjata ke Ukraina untuk menopang rezim Kiev.

Padahal, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk dan militer Rusia telah berulang kali melaporkan bahwa senjata tersebut digunakan berulang kali untuk menargetkan wilayah sipil.

AS sendiri telah memberikan sekitar US$54 miliar dalam 'bantuan' militer dan ekonomi ke Ukraina. Sekutu lainnya di Kanada, Eropa dan Australia menjanjikan miliaran lagi. Sedangkan Uni Eropa berjanji untuk meningkatkan dukungan militer menjadi sekitar 2 miliar Euro pada Mei.

Sejak meluncurkan operasi militer khusus untuk de-Nazify Ukraina, Moskow telah berulang kali memperingatkan AS dan sekutunya tentang konsekuensi dari pengiriman senjata yang tidak terkendali ke Kiev.

Dukungan militer seperti itu hanya akan memperpanjang krisis Ukraina, kata Kremlin. Selain itu, sejumlah besar perangkat keras militer canggih berakhir di pasar gelap senjata internasional.

Bersamaan dengan itu, Biro Keamanan Ekonomi Ukraina pada awal Juli mengakui bahwa mereka telah mengidentifikasi kasus penjualan bantuan kemanusiaan dan barang-barang militer yang dipasok oleh negara-negara Barat. 

Sponsored

Meskipun begitu, Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina menolak tuduhan bahwa senjata yang dipasok oleh negara-negara Barat berakhir di "pasar gelap" di Eropa Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak, baru-baru ini mengusulkan pembentukan komisi khusus untuk mengawasi pasokan tersebut.

"Saya ingin mengusulkan kepada Parlemen Ukraina untuk mempertimbangkan ide penting. Yaitu, pembentukan komisi khusus sementara yang diberdayakan untuk menangani masalah-masalah yang terkait dengan kontrol penggunaan senjata yang diterima dari sekutu kita," tulis Yermak dalam Telegram-nya.

Awal pekan ini, seorang anggota kelompok peretas Rusia RaHDIt mengatakan kepada Sputnik bahwa intelijen Ukraina bekerja sama dengan para penjahat dan penyelundup untuk menjual kembali senjata yang disediakan oleh Barat di "pasar gelap".

 

Sumber: sputniknews.com

Berita Lainnya
×
tekid