sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PM Jepang Kishida meraih kemenangan yang mengejutkan

LDP mengklaim 261 kursi, turun dari sebelumnya sebanyak 276 kursi. Itu cukup untuk memberinya kendali atas komite parlemen.

Sita Aisha Ananda
Sita Aisha Ananda Senin, 01 Nov 2021 12:41 WIB
PM Jepang Kishida meraih kemenangan yang mengejutkan

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, pada Senin (1/11) bersiap untuk menangani keputusan kebijakan utama, termasuk mencoba meloloskan anggatan tambahan, setelah memimpin pastainya yang berkuasa, meraih kemenangan pemilihan yang secara tidak terduga.

Di saat yang bersamaan, saham melonjak ke level tertinggi. Di tengah kelegaan Partai Demokrat Liberal (LDP) berhasil mempertahankan mayoritas satu partainya, yang bertentangan dengan prediksi. Meskipun demikian LDP kehilangan beberapa kursi, termasuk kursi sekretaris jenderal partai Akira Amari.

"Kecenderungan keseluruhan mendukung stabilitas. LDP membersihkan rintangan yang harus dihadapinya. Kami akan melihat banyak stimulus," kata Tobias Harris, seorang rekan senior di Center for American Progress.

Saham Jepang melonjak pada Senin, dengan indeks Nikkei mencapai tertinggi sepanjang satu bulan terakhir, di tengah harapan untuk pemerintahan yang stabil dan lebih banyak pengeluaran pemerintah.

Pada akhirnya, LDP mengklaim 261 kursi, turun dari sebelumnya sebanyak 276 kursi. Kendati begitu, itu cukup untuk memberinya kendali atas komite parlemen dan memudahkan pengesahan undang-undang, termasuk proposal anggaran utama.

Sementara media melaporkan sekjen partai Amari akan mengundurkan diri dari jabatan partainya, tetapi tidak ada berita langsung tentang kemungkinan penggantinya, yang dapat berdampak pada kebijakan. Terutama tujuan Kishida untuk mencoba mengumpulkan anggaran tambahan tahun ini, dalam jadwal yang ketat.

Analis mengatakan jatuhnya pendukung seperti itu, berbeda dengan kemenangan besar anggota parlemen muda seperti Taro Kono dan Shinjiro Koizumi, yang berpotensi menandakan perubahan generasi di LDP.

“Jika kita berada di era pasca-Covid dan pasca-Abe, maka pertanyaannya adalah, apa agenda kebijakan baru yang harus dihadapi Jepang? Bukan hanya dalam satu atau dua tahun ke depan, tetapi jangka panjangnya,” kata Kenneth. McElwain, profesor ilmu politik, Universitas Tokyo.
 

Sponsored


Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid