sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi Hong Kong rebut kembali gedung parlemen dari demonstran

Unjuk rasa yang dimulai sejak Senin (1/7) pada awalnya berjalan damai, namun suasana berubah sekitar jam makan siang.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 02 Jul 2019 10:44 WIB
Polisi Hong Kong rebut kembali gedung parlemen dari demonstran

Dengan menembakkan gas air mata, polisi Hong Kong berhasil mengusir pengunjuk rasa yang menduduki gedung Dewan Legislatif (LegCo) setelah menyerbu masuk ke dalam bangunan itu pada Senin (1/7) malam waktu setempat.

Demonstran menerobos masuk dan menduduki gedung LegCo selama berjam-jam dalam protes anti-RUU ekstradisi yang bertepatan dengan peringatan 22 tahun penyerahan kedaulatan Hong Kong ke China dari Inggris.

Kemudian pada Selasa (2/7), sekitar pukul 01.00 waktu setempat, ratusan polisi mengamankan gedung LegCo dan mendesak agar demonstran keluar dari bangunan tersebut.

Sebelumnya, pada siang hari, protes berjalan dengan damai di mana ratusan ribu orang ambil bagian menentang RUU esktradisi yang diusulkan pemerintah. Jika disahkan, para kritikus khawatir hukum itu dapat digunakan untuk mengesktradisi warga setempat ataupun orang yang sedang menetap di Hong Kong untuk diadili di pengadilan China yang dikendalikan Partai Komunis.

Setelah polisi berhasil mengamankan gedung LegCo, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengadakan konferensi pers pukul 04.00. Dia mengecam para pengunjuk rasa yang menggunakan kekerasan dan vandalisme ekstrem untuk membobol bangunan yang terletak di Admiralty itu.

"Mereka menyebabkan dampak serius terhadap keselamatan publik. Beberapa pengunjuk rasa radikal menyerbu gedung LegCo dengan kekerasan ekstrem. Mereka membahayakan keselamatan petugas polisi dan masyarakat setempat," tutur Lam.

Didampingi oleh Menteri Keamanan John Lee Ka-chiu dan sejumlah pejabat pemerintah lainnya, Lam menyampaikan sangat menyesalkan terjadi pembobolan gedung.

Dia membandingkan kerusuhan pada Senin dengan demonstrasi setiap 1 Juli yang pada tahun-tahun sebelumnya biasanya berjalan dengan damai dan tenang.

Sponsored

Lam menekankan pentingnya menjaga supremasi hukum di Hong Kong.

"Saya berharap masyarakat luas setuju dengan pemerintah dan turut mengecam kekerasan baru-baru ini. Kami berharap semua kembali normal sesegera mungkin," tambahnya.

Lam menegaskan bahwa tindakan kekerasan semacam itu tidak dapat ditoleransi. Dia memperingati pemrotes, menyatakan bahwa pihak berwenang akan menindak keras aksi ilegal yang mereka lakukan.

Kronologi pembobolan gedung

Penyelenggara demonstrasi merencanakan melakukan unjuk rasa damai pada Senin, memperingati peringatan 22 tahun penyerahan kedaulatan Hong Kong ke China.

Sejak Senin pagi, unjuk rasa besar-besaran yang melibatkan ratusan ribu orang sebagian besar berjalan dengan damai tanpa bentrok dengan pasukan keamanan.

Namun, pada sekitar jam makan siang, puluhan demonstran beranjak menuju LegCo. Mereka mengepung bangunan itu dan menghancurkan pintu kaca menggunakan tiang besi.

Legislator pro-demokrasi di tempat kejadian berupaya mencegah mereka membobol LegCo, memperingatkan bahwa tindakan itu dapat membuat mereka menghadapi dakwaan pidana serius.

Awalnya polisi memperingatkan tidak akan segan menggunakan kekuatan dan menangkap demonstran yang menimbulkan kerusuhan. Namun, ketika pemrotes membobol masuk, polisi langsung mundur dan meninggalkan gedung itu. Ratusan demonstran mengalir masuk begitu polisi angkat kaki.

Di dalam gedung, pengunjuk rasa merusak lambang Hong Kong yang ada di ruangan utama, memasang bendera kolonial Inggris, mencoret dinding dan menghancurkan furnitur.

Kemudian sekitar tengah malam, ratusan polisi antihuru-hara mengepung gedung itu dan menggunakan gas air mata untuk memukul mundur massa. Mayoritas pengunjuk rasa berhasil dibubarkan sementara sejumlah orang tetap bersikeras menetap di dalam bangunan.

Beberapa demonstran secara paksa menarik keluar teman-teman mereka yang masih di dalam gedung LegCo.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Ted Hui dan Roy Kwong, berdiri di depan barisan polisi, meminta mereka memberikan waktu kepada para demonstran untuk meninggalkan lokasi itu.

Dalam waktu satu jam, massa membubarkan diri dari sekitar gedung LegCo, hanya menyisakan awak media dan polisi di tempat. Petugas kemudian mulai mengecek ruangan-ruangan di dalam gedung untuk melihat apakah ada demonstran yang masih menetap.

Seorang legislator pro-demokrasi, Claudia Mo, mengatakan bahwa awalnya para demonstran muda berencana untuk menempati gedung LegCo sepanjang malam.

"Mereka mengatakan bahwa mereka yakin dapat melawan polisi, itu terdengar sangat menakutkan bagi saya," tutur Claudia.

Rekannya, legislator bernama Fernando Cheung, berada di dalam gedung bersama para demonstran yang membobol masuk dan mengatakan dia bersyukur mereka semua pergi dengan selamat tanpa bentrok keras dengan polisi.

"Jika mereka menolak ... Saya khawatir akan ada pertumpahan darah. Saya pikir polisi tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan untuk membubarkan mereka," ujarnya.

Keresahan politik

Pada saat diserahkan ke Beijing, Inggris dan China menyepakati hukum "satu negara, dua sistem" yang menjamin otonomi Hong Kong.

Meski begitu, masyarakat menilai bahwa kota itu tidak dapat mempraktikkan demokrasi secara utuh. Setiap tahun, mereka menyelenggarakan demonstrasi pro-demokrasi untuk menandai penyerahan.

Unjuk rasa tahun ini masif dibanding tahun-tahun sebelumnya karena kota itu sedang melewati periode politik yang penuh gejolak.

Pada 12 Juni, polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstrasi anti-RUU esktradisi di luar LegCo. Banyak kritikus yang menilai polisi menggunakan kekerasan yang berlebihan untuk mengatasi aksi unjuk rasa pada saat itu.

Setelah protes itu, pada 15 Juni pemerintah meminta maaf dan menangguhkan pembahasan RUU ekstradisi.

Namun, pengunjuk rasa menegaskan mereka tidak akan mundur sampai RUU itu benar-benar dicabut. Mereka juga menuntut adanya penyelidikan indpenenden terkait kekerasan polisi pada 12 Juni. (BBC dan South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid