sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Protes UU Kewarganegaraan India, ratusan demonstran terluka

Kritikus mengatakan, UU Kewarganegaraan yang mengecualikan umat muslim tersebut melemahkan pondasi India yang sekuler. 

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 16 Des 2019 12:51 WIB
Protes UU Kewarganegaraan India, ratusan demonstran terluka

Lebih dari 100 aktivis yang memprotes UU Kewarganegaraan yang baru di New Delhi pada Minggu (15/12) dilaporkan terluka setelah bentrok dengan polisi untuk membubarkan aksi di sebuah universitas ternama.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengklaim bahwa UU tersebut akan menyelamatkan umat agama minoritas seperti Hindu dan Kristen dari penganiayaan di tiga negara tetangga India, yaitu Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan dengan jalan menawarkan mereka kewarganegaraan. 

Namun, para kritikus mengatakan, UU yang mengecualikan umat muslim tersebut melemahkan pondasi India yang sekuler. 

Hari Minggu adalah hari kelima berturut-turut protes terjadi di seluruh negeri terhadap UU Kewarganegaraan yang diberlakukan pada awal bulan ini, dan hari ketiga unjuk rasa berlangsung di ibu kota.

Polisi dilaporkan berusaha membendung ribuan pengunjuk rasa, yang terdiri dari warga dan mahasiswa, yang berkumpul di dekat Jamia Millia Islamia University di tenggara Delhi. 

Pihak berwenang mengatakan para demonstran membakar bus, mobil dan sepeda motor.

"Banyak dari mereka mengalami cedera patah tulang. Kami kehabisan plester untuk gips," kata Inamul Hassan dari Alshifa Hospital yang berlokasi di dekat kampus.

Inamul menambahkan bahwa lebih dari 80 korban luka telah dilarikan ke rumah sakit.

Sponsored

Sementara itu, seorang juru bicara di Holy Family Hospital menuturkan bahwa pihaknya telah merawat 26 mahasiswa yang menderita luka ringan.

Menurut seorang saksi mata kepada Reuters, polisi menggunakan pentungan dan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Petugas menyerbu halaman universitas untuk mengejar pengunjuk rasa yang melarikan diri ke lingkungan kampus dan melempar batu ke arah polisi.

"Sekitar 4000 orang memprotes dan polisi berusaha membubarkan mereka ketika massa mulai membakar bus," kata Chinmoy Biswal, seorang petugas polisi senior. "Jika itu adalah gerombolan yang beraksi damai maka akan dibubarkan pula secara damai."

Biswal menerangkan pula bahwa polisi memasuki kampus demi menjaga ketertiban. "Enam petugas terluka dalam bentrokan tersebut."

Sejumlah mahasiswa dan pihak Jamia Millia, institusi pendidikan yang berusia hampir 100 tahun, mengecam tindakan polisi.

"Polisi memasuki kampus dengan paksa, tidak ada izin yang diberikan. Staf dan mahasiswa kami dipukuli dan dipaksa untuk meninggalkan kampus," kata Waseem Ahmed Khan, staf pengajar senior di Jamia Millia.

Protes tidak hanya pecah di ibu kota, namun juga berlangsung di sejumlah negara bagian timur India seperti Assam, Tripura dan Benggala Barat. Di wilayah-wilayah tersebut, kebencian terhadap imigran Bangladesh telah merebak selama beberapa dekade.

Pihak berwenang dilaporkan telah menutup akses internet di sejumlah negara bagian yang terdampak, mengklaimnya sebagai upaya untuk menjaga hukum dan ketertiban.

PM Modi yang berbicara di hadapan para pendukungnya pada Minggu menyalahkan pihak oposisi yang disebutnya telah menghasut kekerasan. Namun, lewat Twitter, Partai Kongres Nasional justru menegaskan bahwa pemerintah gagal dalam tugasnya untuk menjaga perdamaian di negara itu.

Pemerintah setempat memerintahkan seluruh sekolah di Delhi tenggara tutup pada Senin (16/12). Jamia Millia juga telah menyatakan pada Sabtu (14/12) bahwa mereka tutup lebih awal untuk liburan musim dingin. Demikian pula dengan Aligarh Muslim University.

Pada Minggu malam, ratusan aktivis berkumpul di luar markas polisi di New Delhi untuk memprotes dugaan kebrutalan polisi dan penahanan sejumlah mahasiswa.

Seorang pengacara, yang berusaha menegosiasikan pembebasan mahasiswa yang ditahan, mengatakan sedikitnya 28 orang ditahan di satu kantor polisi di Delhi Selatan.

Protes terhadap UU Kewarganegaraan disebut berlanjut di sejumlah bagian di India timur. Korban tewas selama demonstrasi meningkat menjadi enam orang. Empat di antaranya tewas ditembak polisi, satu orang kehilangan nyawa saat toko tempat di mana dia tidur dibakar, dan seorang lainnya meninggal setelah dipukuli saat unjuk rasa.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid