sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sempat diblokir, penerbangan Jerman-Rusia kembali normal

Kementerian Transportasi Jerman sempat memblokir penerbangan yang dioperasikan maskapai Rusia untuk mendarat di wilayahnya.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 03 Jun 2021 18:21 WIB
Sempat diblokir, penerbangan Jerman-Rusia kembali normal

Penerbangan antara Jerman dan Rusia dilanjutkan pada Rabu (3/6), setelah kedua negara menangguhkan koneksi maskapai dalam langkah saling balas sebagai bagian dari pertikaian diplomatik atas Belarusia.

Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, mengatakan, pihak berwenang Rusia akhirnya memberikan izin untuk penerbangan penumpang ke Rusia pada Juni.

"Ini berarti penerbangan Lufthansa ke Moskow dan Saint Petersburg dapat dioperasikan sesuai rencana," kata juru bicara maskapai.

Di Rusia, Kepala Eksekutif Aeroflot, Mikhail Poluboyarinov, kepada kantor berita TASS mengatakan, semuanya baik-baik saja dan pihaknya telah menerima semua izin.

Maskapai Rusia lainnya, S7, mengatakan, pihaknya juga telah menerima izin untuk penerbangannya mendarat di Jerman.

Kementerian Transportasi Jerman pada Selasa (2/6) menuturkan, telah memblokir penerbangan yang dioperasikan maskapai Rusia untuk mendarat di wilayahnya.

Langkah ini terjadi setelah Lufthansa membatalkan penerbangan pada Rabu karena tidak diizinkan Rusia tepat waktu.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan, beberapa penerbangan Aeroflot dibatalkan dan setidaknya satu penerbangan S7 dibatalkan antara Moskow-St. Petersburg dan berbagai kota di Jerman.

Sponsored

"Karena praktik timbal balik, otoritas penerbangan federal juga tidak mengeluarkan izin lebih lanjut untuk penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai Rusia selama otorisasi masih menunggu di pihak Rusia," kata Kementerian Transportasi Jerman dalam pernyataannya.

Menurut kementerian, tiga penerbangan Aeroflot terdampak akibat pembatalan pada Selasa dan empat penerbangan terdampak pada Rabu.

Lufthansa meminta maaf atas pembatalan penerbangan meskipun mengharapkan persetujuan tepat waktu untuk penerbangan lain pada Juni.

Pembatalan penerbangan terjadi setelah ketegangan berkobar atas tindakan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, pada 23 Mei. Sebuah pesawat Ryanair menuju Lituania dari Yunani terpaksa mendarat di atas wilayah udara Belarusia demi menangkap seorang penumpang pesawat yang merupakan kritikus pemerintah.

Pesawat tersebut dipaksa mendarat dengan dalih ancaman bom, meskipun kemudian tidak ada perangkat semacam itu yang ditemukan. 

Pemerintah Uni Eropa menggambarkan insiden tersebut sebagai pembajakan dan menghentikan pesawat terbang di atas wilayah udara Belarusia, langkah yang membuat marah sekutunya, Rusia.

Lukashenko bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 28 Juni 2020 untuk meminta lebih banyak dukungan di tengah usulan sanksi Uni Eropa terhadap ekspor Belarusia. (Deutsche Welle)

Berita Lainnya
×
tekid