UE kliam CEPA maksimalkan perdagangan RI-Eropa
Indonesia hingga kini belum menjadi mitra dagang besar bagi Eropa karena hanya menyerap 11% dari total investasi di ASEAN.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, mengatakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (CEPA) bertujuan memaksimalkan perdagangan kedua pihak.
“CEPA dapat menciptakan kerja sama antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Eropa yang lebih baik. Kedua belah pihak telah melaksanakan pertemuan. Hasilnya, adalah CEPA merupakan usulan yang menguntungkan semua pihak,” ujarnya dalam webinar, Senin (14/12)
Delegasi Uni Eropa telah mengadakan rangkaian CEPA di beberapa kota besar Indonesia, seperti Batam, Manado, dan Surabaya. Saat ini, CEPA yang bekerja sama dengan Kemendagri, Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), akan melakukan safari ke Maluku secara virtual.
“CEPA akan memudahkan Pemerintah Provinsi Maluku untuk meningkatkan sanitasi, memberikan bantuan dalam proses sampling dan testing untuk memenuhi standar Uni Eropa, serta memberi bantuan untuk monitoring komoditas utama Maluku, yaitu perikanan,” katanya.
Di sisi lain, Vincent menyebutkan, Indonesia belum menjadi mitra dagang terbesar Eropa dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, seperti Singapura dan Vietnam. Padahal, Uni Eropa adalah pasar terbesar di Indonesia.
“Dari total investasi yang dilakukan Uni Eropa di ASEAN, hanya 11% yang masuk ke Indonesia. Untuk itu, potensi Indonesia dan Uni Eropa untuk membangun perdagangan yang lebih baik belum kita maksimalkan,” imbuhnya.
Menurut Vincent, CEPA akan mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia pascapandemi, menciptakan lapangan pekerjaan dengan upah dan kondisi kerja yang lebih baik di Indonesia, dan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
“Saat CEPA dilaksanakan, maka diperidiksi pada tahun 2030 atau 2032, Indonesia akan menghasilkan PDB senilai €5 miliar. Pertumbuhan tersebut akan berkembang dari tahun ke tahun dan pertumbuhan ekspor akan meningkat 18%. Oleh karena itu, mari kita capai perjanjian yang menguntungkan dua pihak ini,” tuturnya.
Gubernur Maluku, Murad Ismail, menyambut baik CEPA untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia, terutama di wilayahnya pascapandemi.
“Maluku menghasilkan 1,2 juta ton ikan dari total produksi nasional sebanyak 6,5 juta ton. Selain itu, sejak abad ke-16, Maluku sudah dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Kemudian, Maluku juga memiliki berbagai potensi di sektor pariwisata dan sektor pertambangan,” ujarnya, pada kesempatan sama.
Dari sisi sarana dan prasarana, seperti transportasi, listrik, dan telekomunikasi, Murad percaya Maluku siap membuka peluang bisnis dan investasi, khususnya empat sektor utama, yaitu perikanan, perkebunan, pertambangan dan energi, serta pariwisata.
“Mari ke Maluku untuk berbisnis dan berinvestasi. Kami siap untuk membuka peluang investasi dan akan mematuhi peraturan yang berlaku,” pungkasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
DPD RI saat ini: Tak bertaji, tak diminati
Selasa, 28 Mar 2023 17:30 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB