close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi bumi./Foto PabloEsteban/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi bumi./Foto PabloEsteban/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 13 Februari 2025 06:12

Bentuk inti bumi yang berubah

Penelitian yang dikerjakan peneliti University of Southern California menemukan bagian inti bumi berubah.
swipe

Seperti bawang, struktur bumi terbagi dalam beberapa lapisan, yang disebut litosfer (bagian paling atas), mantel (lapisan kedua), inti luar (lapisan ketiga), dan yang paling bawah adalah inti dalam. Terletak sekitar 3.000 mil di bawah permukaan bumi, inti dalam menjadi bagian paling terkucil dan misterius. Inti dalam terikat gravitasi pada inti luar yang cair.

Inti dalam secara umum dianggap sebagai bola padat, yang punya unsur besi dan nikel berukuran sekitar 70% dari ukuran bulan. Suhu di inti dalam mencapai 5.400 derajat Celsius dan tekanannya dapat mencapai hingga 365 gigapasal. Maka dari itu, mustahil seseorang bisa meneliti inti dalam.

Terlepas dari itu, para peneliti dari University of Southern California dalam jurnal Nature Geoscience (2025) menemukan, permukaan inti bumi bagian dalam telah berubah. Awalnya, para peneliti ingin memetakan lebih jauh perlambatan inti dalam.

“Namun, saat saya menganalisis seismogram selama beberapa dekade, satu kumpulan data gelombang seismik tampak menonjol dari yang lain,” ujar profesor ilmu bumi di University of Southern California yang juga peneliti, John Vidale dalam situs University of Southern California.

“Kemudian, saya menyadari bahwa saya sedang melihat bukti inti dalam tidaklah padat.”

Penelitian ini memanfaatkan data bentuk gelombang seismik dari 121 gempa bumi berulang di 42 lokasi di dekat Kepulauan Sandwich Selatan—sebuah rangkaian pulau vulkanik di Samudera Atlantik Selatan—yang terjadi antara tahun 1991 dan 2024.

“Apa yang akhirnya kami temukan adalah bukti bahwa permukaan inti dalam bumi mengalami perubahan struktural,” ujar Vidale.

Temuan ini menjelaskan aktivitas topografi dalam perubahan rotasi di inti dalam, termasuk yang mengubah panjang hari secara perlahan, dan mungkin juga berhubungan dengan perlambatan inti dalam yang sedang berlangsung.

Menurut CNN, gempa bumi menghasilkan dua jenis gelombang, yakni gelombang primer yang menggerakkan tanah ke arah yang sama dengan pergerakan gelombang, serta gelombang geser yang lebih lambat daripada gelombang primer dan menggerakkan tanah tegak lurus dengan arah gelombang.

Perubahan amplitudo dalam jenis gelombang primer yang menembus inti, mengisyaratkan deformasi pada tingkat paling dangkal inti dalam. Pada batas tempat inti dalam yang padat bertemu dengan cairan inti luar, permukaan bola mungkin lebih lunak daripada di tingkat yang lebih dalam.

Seturut itu, CNN menulis, pelacakan kecepatan dan arah rotasi inti memberi para peneliti cara untuk mendeteksi perubahan bentuk inti dalam bumi. Begitu mereka mengetahui kecepatan rotasi inti, para peneliti dapat memodelkan posisinya dan kemudian membandingkan gelombang primer yang menembus inti saat berputar di tempat yang sama.

Perubahan amplitudo pada gelombang berpasangan tersebut lalu bisa dikaitkan dengan perubahan bentuk di inti, bukan perubahan rotasi. Namun, seperti apa deformasi inti bagian dalam itu sulit dipastikan.

“Mungkin topografinya naik turun. Mungkin juga terjadi pengelupasan seperti tanah longsor,” kata Vidale, dikutip dari CNN.

“Hal yang paling mungkin adalah inti luar hanya menekan inti dalam dan menggerakkannya sedikit.”

Hanya ada satu lokasi inti dalam yang menunjukkan tanda-tanda perubahan antara tahun 2004 dan 2008. Akan tetapi, para peneliti menulis, mungkin ada lebih banyak lagi yang belum terdeteksi.

Penyebab paling mungkin dari perubahan struktural adalah interaksi antara inti dalam dan luar. Dikutip dari CNN, para peneliti menjelaskan, saat inti dalam bumi yang padat berputar, inti luar yang cair bergolak dan berhamburan. Interaksi keduanya menghasilkan energi magnetik, yang terurai dan membungkus planet kita dalam magnetosfer.

Namun, inti luar yang cair menyusut. Inti dalam telah menyedot logam cair dari inti cair yang mengelilinginya. Vidale menerangkan, mungkin butuh miliaran tahun bagi inti dalam untuk mendingin dan memadat. Dan selama beberapa miliar tahun berikutnya, inti dalam akan terus mendingin, menyedot tetesan logam cair dari inti luar hingga seluruh inti bumi menjadi bola logam padat.

“Itu akan mematikan medan magnet,” kata Vidale. “Tidak akan ada lagi besi yang bergerak di sana.”

Science Alert menulis, kemungkinan penyebab lainnya adalah tarikan wilayah dengan material berdensitas tinggi di dalam planet kita. Selain itu, yang menarik adalah sinyal dalam data seismik dapat dikaitkan dengan dua perubahan pada inti dalam, yakni perubahan laju rotasi dan bentuk.

“Lebih banyak data biasanya merupakan cara terbaik untuk lebih memahami klaim baru,” ujar Vidale, dikutip dari Science Alert.

Kepada CNN, profesor madya di departemen ilmu bumi dan planet di Rutgers University, Yoshi Miyazaki mengatakan, pertumbuhan inti dalam memainkan peran penting dalam menghasilkan medan magnet bumi, yang melindungi kita dari radiasi matahari yang berbahaya.

“Bumi berevolusi pada skala waktu geologis, jadi mengamati perubahan pada skala waktu tahunan selalu menarik karena hal ini meningkatkan pemahaman kita tentang dinamika inti dalam,” ujar Miyazaki kepada CNN.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan