Perimenopause adalah fase ketika tubuh mengalami peralihan menuju menopause, yang menandai berakhirnya masa reproduksi. Transisi ini juga dikenal dengan nama transisi menopause. Fase ini dimulai pada usia 40-an, tetapi perjalanan setiap wanita berbeda; genetika, kesehatan, dan gaya hidup dapat menyebabkannya dimulai lebih awal dalam beberapa kasus.
Memahami perimenopause
Perimenopause adalah transisi menuju menopause, yang mengarah pada kadar estrogen dan progesteron yang tidak stabil, yang mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur. Sementara kesuburan berkurang pada saat ini karena kualitas dan kuantitas sel telur, ovulasi masih dapat terjadi, sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan.
Menurut laporan WHO, kehamilan masih dapat terjadi selama perimenopause. Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, kontrasepsi disarankan hingga seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Selama perimenopause, kemungkinannya mungkin tidak tinggi, tetapi masih ada kemungkinan kehamilan yang tidak direncanakan. Kebanyakan wanita berpikir bahwa jika menstruasi tidak teratur, mereka tidak subur lagi dan dapat menghentikan penggunaan kontrasepsi sebelum waktunya. Hal ini dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, yang dapat lebih sulit bagi ibu dan janin karena faktor-faktor yang berkaitan dengan usia.
Selain itu, kehamilan perimenopause dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi yang meliputi: kelainan kromosom seperti keguguran, preeklamsia, diabetes gestasional, dan sindrom Down. Penting untuk dicatat bahwa konseling prakonsepsi, pemeriksaan rutin, dan perawatan prenatal dini adalah suatu keharusan.
Pilihan reproduksi berbantuan
Perawatan infertilitas seperti IVF (In-Vitro Fertilisation) dapat menjadi pilihan bagi wanita yang menginginkan kehamilan tetapi menderita infertilitas yang berkaitan dengan usia. Untuk meningkatkan hasil, banyak wanita memilih untuk menggunakan sel telur donor, karena tingkat keberhasilan lebih rendah pada usia akhir 40-an. Pemeriksaan medis, suplemen kesuburan, dan perubahan gaya hidup dapat membantu meningkatkan tingkat keberhasilan.
Kontrasepsi tetap penting
Para dokter menyarankan agar wanita yang tidak ingin hamil melanjutkan beberapa bentuk kontrasepsi hingga 12 bulan setelah periode menstruasi terakhir (yang menandai dimulainya menopause secara resmi). Metode kontrasepsi penghalang, kontrasepsi hormonal, dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sering diresepkan, tergantung pada latar belakang kesehatan dan pilihan masing-masing individu.
Oleh karena itu, kehamilan selama perimenopause lebih jarang terjadi, tetapi mungkin terjadi dan sering kali rumit.(Dr.Nagarathna,Theweek)