sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menimbang alternatif investasi di dua ETF anyar

Penerbitan keduanya hanya berselang lima hari saja, BNI AM menerbitkan pada 25 Mei sedangkan Pinacle Investment pada 30 Mei

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 30 Mei 2018 12:55 WIB
Menimbang alternatif investasi di dua ETF anyar

Bagi Anda yang ingin berinvestasi di saham tapi takut rugi, produk exchange traded fund (ETF) bisa menjadi pilihan. Produk ini termasuk reksa dana, namun diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena merupakan reksa dana, risikonya tentu lebih rendah dari saham.  

Nah, dua produk baru ini mungkin bisa menjadi salah satu alternatif. Keduanya diterbitkan oleh PT Pinnacle Persada Investama dan PT BNI Asset Management, yang hanya berselang lima hari saja, BNI AM menerbitkan pada 25 Mei, sedangkan Pinacle Investment pada 30 Mei. Sepanjang tahun ini, sudah lima reksa dana ETF yang dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia.

Bagi yang belum tahu, ETF adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di BEI. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. Transaksinya bisa dilakukan kapan saja, seperti saham. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 16 Desember 2017, dana kelolaan reksa dana ETF tercatat Rp 8,5 triliun, sedangkan total dana kelolaan reksa dana konvensional mencapai Rp 450 triliun.

ETF anyar Pinnacle Investment bernama Pinnacle IDX 30 ETF (XPID), diluncurkan Rabu (30/5) di BEI. XPID menggunakan IDX 30 sebagai indeks acuan atau tolak ukur dan bertujuan untuk mengikuti kinerja IDX 30. Pada saat yang bersamaan, XPID juga akan mengoptimalkan kinerja dari indeks IDX 30 dengan pembobotan berdasarkan market kapitalisasi yang lebih optimal sambil mempertahankan tingkat risiko yang setara dengan IDX 30.

"Kami akan memperluas produk ETF dan bermitra dengan beberapa Global Index Provider untuk meluncurkan beberapa produk ETF pasif di Indonesia," ujar Presiden sekaligus CEO Pinnacle Investment, Guntur Putra di Gedung BEI.

XPID merupakan produk ETF pertama yang diracik Pinnacle dengan strategi pengelolaan pasif, artinya pergerakannya hanya mengikuti indeks acuan. Keuntungan yang diperoleh oleh investor juga tidak akan jauh berbeda dibandingkan indeks acuannya, yakni IDX 30. 

Terkait target dana kelolaan XPID setahun ke depan, Pinnacle mengaku tidak pernah menentukan baik untuk dana kelolaan produk maupun keseluruhan. Apalagi sejauh ini, kinerja keenam produk ETF Pinnacle saat ini terbilang bagus dan konsisten. "Selama ini kami selalu menjaga return setiap produk bisa outperform 3%-4% di atas acuannya," kata Guntur.

Sponsored

Adapun, per 30 April 2018, total dana kelolaan dan dana advisory reksa dana Pinnacle telah bertumbuh menjadi Rp 3,5 triliun. Bulan lalu, perusahaan manajer investasi ini juga telah resmi memperoleh izin sebagai penasihat investasi dari OJK.

Sebelumnya, PT BNI Asset Management meluncurkan reksa dana Indeks BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index atau disebut XBNI di BEI, Rabu (25/3) lalu.

Reksa dana dengan kode XBNI ini merupakan produk yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pasar primer dan pasar sekunder. Peluncuran ini agar investor dapat memperoleh pertumbuhan investasi jangka panjang melalui kinerja indeks MSCI Indonesia.

"Bagi investor yang tertarik membeli dan menjual XBNI di pasar primer dapat melakukanya melalui dealer partisipan yakni Indo Premier Sekuritas. Sedangkan XBNI di pasar sekunder dapat dilakukan melalui mekanisme perdagangan BEI dengan perantara pedagang efek anggota bursa," ujar Direktur Utama BNI Asset Management, Reita Farianti.

Setiap unit penyertaan reksa dana ini ditawarkan dengan harga yang sama dengan nilai aktiva bersih yaitu Rp 1.000 pada tanggal penyerahan pertama kali yang ditetapkan BNI-AM sebagai manajer investasi penerbit reksa dana ETF MSCI Indonesia.

Kemudian, untuk pembelian di pasar primer minimum transaksi ialah senilai 1 unit kreasi yang setara dengan 100.000 lembar unit penyertaan. Sedangkan untuk pasar sekunder dapat dilakukan mulai dari 1 lot atau setara dengan 100 lembar unit penyertaan.

"Kami akan menyediakan varian produk bagi investor yang berminat pada investasi yang likuid dan dapat dicari di BEI karena XBNI diperdagangkan melalui pasar primer dan sekunder di BEI," ungkap Reita.

Berita Lainnya
×
tekid