sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Emas menjadi favorit investasi milenial

Sebanyak 32% generasi milenial dilaporkan mencoba investasi baru, yaitu emas.

Cindy Victoria Dhirmanto
Cindy Victoria Dhirmanto Sabtu, 21 Nov 2020 09:42 WIB
Emas menjadi favorit investasi milenial

Investasi menjadi salah satu tren yang dilakukan oleh para milenial. Risiko menjadi pertimbangan milenial dalam melakukan investasi. 

Terkait itu, platform investasi online Pluang yang dikembangkan oleh PT PG Berjangka dalam risetnya menemukan, sebanyak 32% generasi milenial mencoba intrumen investasi baru, yakni emas. Meski begitu beberapa dari generasi milenial juga tetap melakukan menabung. 

Riset Pluang berfokus pada perilaku menabung dan investasi milenial pada masa new normal, seperti sekarang ini dengan melibatkan sebanyak 5.500 responden di kota-kota besar dan survei dari riset tersebut dilakukan melalui daring di periode Juli-Agustus 2020.

“Sebanyak 32% generasi milenial dilaporkan mencoba investasi baru, yaitu emas. Ini merupakan persentase tertinggi dibanding dengan investasi lain yang banyak dikenal seperti reksa dana, saham, dan deposito,” ungkap VP Business Development Pluang, Humprey.

Riset juga menemukan terjadinya perubahan pola konsumsi selama pandemi. Di mana sebanyak 53% responden mengubah alokasi mereka untuk membeli suplemen, vitamin, dan mineral yang lebih banyak.

Selain itu, alokasi milenial untuk melakukan investasi setelah pandemi ini lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Hal itu menyebabkan milenial mencari alternatif investasi yang terjangkau dan tetap memberikan return yang menjanjikan, salah satunya pada emas.

Menurut Humprey, selain keterjangkauan harga, faktor ketidakpastian ekonomi, dan harga emas yang sempat melambung di sekitar April-Juli 2020, menjadi dorongan utama instrumen emas menjadi pilihan responden.

“Mayoritas responden lebih memilih emas sebagai instrumen investasi yang direkomendasikan,” ujarnya. 

Sponsored

Dampak pandemi menabung vs investasi 

Covid-19 memberikan dampak pada alokasi menabung. Alokasi menabung mengalami peningkatan sebanyak 5%-10% setelah pandemi, sedangkan alokasi investasi menurun setelah pandemi.

Menabung menjadi tujuan terutama keluarga, dana darurat, dan dana pensiun. Hal ini merupakan target finansial dari survei para responden.

Namun, Humprey mengungkapkan untuk mencapai target keuangan tersebut, kaum milenial lebih memilih menabung daripada berinvestasi. Sekitar 41% milenial lebih suka menabung, sedangkan 69% lainnya, disalurkan ke jenis investasi lain.

Humprey menyarankan agar milenial segera memulai investasi dari sekarang, dan akan lebih baik jika melakukan investasi diberagam instrumen. 

“Mulai investasi sekarang, jangan tunggu nanti, karena kita tidak tahu ke depannya. Kemudian, lebih baik diversifikasi, jangan taruh investasi di satu tempat saja. Sehingga, jika ada risiko di salah satu instrumen investasi, tidak jatuh semua karena sudah diversifikasi,” ujarnya. 

Investasi dapat disimpan pada instrumen berisiko rendah dengan keuntungan yang tidak terlalu besar seperti deposito, surat berharga negara (SBN), atau emas. Tetapi, jika menyukai dengan instrumen investasi berisiko tinggi, dapat menempatkan investasi tersebut di reksa dana atau saham.

Berita Lainnya
×
tekid