close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi multiverse. /Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi multiverse. /Foto Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 03 Juli 2025 19:00

Geger teori tiga dimensi waktu: Apa ada realitas lain di sekeliling kita?

Dalam teori Kletetschka, ruang tiga dimensi adalah implikasi dari dimensi waktu.
swipe

Sebuah teori baru yang dikembangkan Gunther Kletetschka, seorang peneliti di University of Alaska Fairbanks, Amerika Serikat (AS), bikin heboh kalangan fisikawan. Dalam teorinya, Kletetschka menyimpulkan waktu punya tiga dimensi. 

"Tiga dimensi waktu ini adalah dasar dari segalanya. Seperti kanvas pada sebuah lukisan, ruang masih ada dengan tiga dimensinya, tapi itu lebih seperti cat di atas kanvas, bukan kanvasnya," kata Kletetschka seperti dikutip dari phys.org. 

Teori Kletetschka tentang tiga dimensi waktu sudah dipublikasikan di jurnal Reports in Advances of Physical Science pada April 2025. Dalam penelitiannya, Kletetschka menulis formula matematis yang ia kembangkan bisa digunakan untuk membuktikan bagaimana massa partikel-partikel kecil seperti atom dan quarks terbentuk. 

"Proposal waktu tiga dimensi sebelumnya hanya berupa konstruksi matematis tanpa kaitan eksperimental yang konkret. Riset saya mentransformasi konsep itu dari sebuah kemungkinan matematis menjadi teori yang bisa dibuktikan secar fisik dengan beragam model verifikasi," kata Kletetschka. 

Lantas apa dalil-dalil Kletetschka dalam teori tiga dimensi waktu? Teori waktu tiga dimensi menyatakan bahwa waktu tidak hanya satu dimensi atau linear, seperti yang kita alami sehari-hari. Tetapi, waktu memiliki tiga dimensi, mirip dengan tiga dimensi ruang, yang terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi atau aksis X, Y, dan Z.

Dalam teori itu, waktu bukan hanya garis lurus yang bergerak maju, tetapi juga bisa bergerak menyamping di antara kemungkinan garis waktu paralel dan di sepanjang garis waktu itu sendiri. Kedua garis waktu itu bersinggungan. 

Seseorang bisa melompat ke garis waktu lainnya dan menemukan realita yang berbeda dari garis waktu yang pertama. Eksistensi dari realita baru itu merupakan dimensi kedua waktu. Adapun garis transisi dari satu realita ke realita lainnya adalah dimensi ketiga waktu. 

Selama ini, waktu dipercaya kaum ilmuwan dan fisikawan hanya punya satu dimensi. Waktu ialah bagian dari teori ruang-waktu. Ruang memiliki tiga dimensi, sedangkan waktu menjadi dimensi keempat. Dalam teori Kletetschka, ruang tiga dimensi adalah produk dari dimensi waktu. 

Apa implikasi teori itu? 

Fisikawan teoritis dari University of Southern California, Itzhak Bars mengatakan pendekatan teoritis yang dikembangkan Kletetschka bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fisika besar yang selama ini "mengganjal" para ilmuwan. 

Ada empat teori besar di jagat fisika yang dianggap sahih, yakni elektromagnetisme, gaya nuklir kuat, gaya nuklir lemah, dan gravitasi. Tiga teori pertama disatukan lewat model fisika partikel standar, sedangkan gravitasi dijelaskan oleh teori umum relativitas Albert Einstein. 

Persoalannya, postulat tiga teori utama tak sejalan dengan teori Einstein tentang gravitasi. Itulah kenapa para fisikawan bergelut mencari satu teori yang bisa menyatukan keduanya atau yang dikenal dengan sebutan theory of everything (ToE). Menemukan asal-muasal massa partikel merupakan kunci menjawab pertanyaan itu. 

Kletetschka meyakini teorinya mengenai tiga dimensi waktu bisa membantu menjawab itu. Pendekatan yang ia gunakan bisa mereproduksi partikel-partikel mikro seperti elektron, muons, dan quarks dan juga menjelaskan kenapa partikel-partikel itu punya berat. 

"Jalur menuju unifikasi mungkin membutukan kita untuk menimbang ulang realitas fisik itu sendiri. Teori ini bisa mendemonstrasikan bagaimana memandang waktu dalam tiga dimensi dapat secara alamiah menyelesaikan misteri-misteri fisika lewat satu kerangka matematis," kata Kletetschka. 


 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan