sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hati-hati, diet ekstrem picu menopause dini

Perubahan berat badan secara drastis selama enam bulan dapat menyebabkan menopause dini.

Alia Kirana
Alia Kirana Senin, 16 Okt 2017 18:05 WIB
Hati-hati, diet ekstrem picu menopause dini

Diet ekstrem dengan perubahan berat badan secara drastis selama enam bulan ternyata dapat menyebabkan menopause dini. Hal itu disampaikan oleh dr. Ni Komang Yeni DS, SpOG, Wakil Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia Cabang Jakarta Raya (PERMI JAYA).

Menurut dia, angka kejadian menopause dini semakin meningkat belakangan ini akibat diet ekstrem. "Jadi perubahan berat badan secara tiba-tiba, dalam jangka waktu dekat, kurang dari enam bulan, itu sangat mudah memicu menopause dini,” ujar perempuan yang akrab disapa Yeni itu, beberapa waktu lalu.

Normalnya, menopause dini disebabkan oleh penuaan dini secara natural. Selain itu juga kerap terjadi karena suatu keadaan yang disebut Premature Ovarian Failure (POF).  POF merupakan suatu keadaan dimana indung telur dalam keadaan tidak aktif lagi karena suatu hal seperti operasi, terapi kanker, radiasi, kemoterapi, atau faktor genetik. Operasi histerektomi (pengangkatan rahim akibat tumor) atau oovorektomi (operasi pengangkatan indung telur) juga dapat menyebabkan menopause dini.

Setelah melewati masa menstruasi dan kehamilan, seorang wanita akan memasuki masa menopause. Biasanya, menopause terjadi pada rentang usia 35-55 tahun. Pada periode ini, ada beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh wanita. Di awal masa menopause, indung telur atau ovarium mulai sedikit memproduksi dua hormon yang biasa berperan dalam siklus haid, yaitu hormon estrogen dan progesteron. 

Seorang wanita dapat dikatakan memasuki masa menopause bila tidak mengalami haid, tanpa adanya pemicu seperti penyakit tertentu selama dua belas bulan berturut-turut. Jika siklus haid berhenti sebelum memasuki usia menopause, seorang wanita dapat dikatakan mengalami menopause dini. 

Menurut Yeni, gejala menopause dini persis seperti gejala menopause biasa yaitu tidak haid setelah dua belas bulan berturut-turut. Bila hal itu terjadi pada seorang wanita muda, maka dia perlu melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar estrogen dan progesteron. Bila kadar kedua hormon tersebut menurun, seorang wanita muda tersebut telah masuk dalam kategori menopause dini. 

“Pasien saya ada yang paling muda usia 18 tahun, dengan kadar estrogen di bawah 20. Padahal kadar normalnya ratusan, paling tidak di atas 50,” ungkap Yeni.

Wanita yang mengalami menopause dini membutuhkan terapi hormon secara rutin, bahkan seumur hidup. Sebab di dalam tubuh wanita yang mengalami menopause dini sudah tidak ada cadangan hormon. Bila terapi dihentikan, siklus haid tentu akan berhenti. Disamping itu, menghentikan terapi hormon pada pasien menopause dini dapat menyebabkan keriput, osteoporosis, dan nyeri tulang di usia muda.

Sponsored

“Jadi, kadar hormon tidak bisa kembali ke batas normal. Dokter hanya maintain dengan kadar yang sangat sedikit, harian saja, sehingga dia bisa haid dengan normal dan fungsi tubuh berjalan dengan baik,” kata Yeni.

Menopause dini pada wanita hanya dapat diketahui saat seorang wanita sudah memasuki masa transisi menopause. Salah satu gejala menopause yaitu tidak mengalami haid selama dua belas bulan berturut-turut. Apabila siklus haid mengalami perubahan di bawah usia 35 tahun, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan segera mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berita Lainnya
×
tekid