sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia Hidden Heritage: Jalan-jalan sembari belajar sejarah

Para peserta ditarik biaya Rp100.000, dan bagi anggota dikenai bayaran Rp95.000.

Soraya Novika
Soraya Novika Minggu, 24 Nov 2019 07:00 WIB
Indonesia Hidden Heritage: Jalan-jalan sembari belajar sejarah

Setiap kota memiliki cerita sejarahnya sendiri. Cerita sejarah tersebut, salah satunya ditinggalkan dari tempat dan bangunan masa lalu yang masih ada hingga kini.

Komunitas Indonesia Hidden Heritage (IHH), salah satu komunitas penyuka sejarah yang ada di Jakarta, mengajak mereka yang ingin mengenal kisah masa lampau itu dengan cara menyusuri gedung-gedung lawas.

“Kita adakan rutin setiap minggu dan selalu punya tema yang berbeda-beda,” kata pendiri IHH, Nova Farida Lestari Wazir saat ditemui Alinea.id di Jakarta, Sabtu (23/11).

Tema kali ini “Plesiran Nostalgia Pasar Baru.” Para peserta diajak menelusuri wilayah Pasar Baru, sebuah kawasan perdagangan yang dibangun pada 1820. Sabtu pagi, para peserta berangkat dari Stasiun Juanda, Jakarta.

Selain Pasar Baru, sebanyak 34 peserta jalan-jalan juga diajak berkeliling melihat enam bangunan, saksi bisu masa lalu, seperti Museum Katedral, SMA Santa Ursula, Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Filateli, dan Gedung Antara.

Di setiap situs yang dikunjungi, Nova berkisah perihal sejarah bangunan masing-masing. Komunitas ini memiliki cara tersendiri menentukan tempat yang akan dijelajahi.

“Biasanya kita polling pakai survei kecil-kecilan di media sosial, kalau banyak ayng milih salah satu tempat dari survei tersebut, ya itu yang akan kita pandu dan jajaki bersama,” ujar Nova.

Akan tetapi, untuk ikut rombongan, tak gratis. Para peserta ditarik biaya Rp100.000, dan bagi anggota dikenai bayaran Rp95.000.

Sponsored

Menurut Nova, setiap diadakan akhir pekan, selalu ramai peserta. Bahkan, di momen-momen tertentu, jumlah peserta bisa di luar perkiraan.

"Sempat mencapai lebih dari 60 peserta saat tahun baru Imlek," ucapnya.

Lebih lanjut, Nova memaparkan, gagasan wisata sejarah ini berawal dari kegemaran dia dan teman-temannya terhadap sejarah.

"Saya bersama teman-teman senang sekali dengan sejarah, membaca buku-bukunya, hingga tergerak menyebarkan ilmu tersebut kepada orang-orang di sekitar," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid