close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pasangan kekasih. /Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi pasangan kekasih. /Foto Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 16 Juni 2025 19:00

Kangen mantan? Rasa sakitnya bisa sampai satu dekade lho...

Ikatan emosional dengan seseorang tak hilang begitu saja saat putus cinta.
swipe

Putus cinta rasanya bisa sangat "mematikan". Tak berlebihan jika ada yang bilang rasanya seperti separuh jiwa kita ikut hilang karena hubungan berakhir. Apalagi, jika hubungan romantis itu berakhir secara buruk. 

Bahkan setelah putus lama, kamu bisa saja tiba-tiba mikirin mantan, ingin mendengarkan suara dia, berbagi kabar baik, mengeluhkan tentang hari yang berat, atau sekadar bertanya-tanya tentang apa yang sedang ia lakukan saat itu. 

Kamu mungkin juga ingin memeluknya supaya tak merasa kesepian. 

Jika gejala-gejala itu terasa familiar, kamu tidak sendirian. Perasaan-perasaan impulsif itu bukan tanda kelemahan. Itu justru adalah bukti bahwa ikatan emosional yang kamu miliki dengan mantan kekasih sangat kuat. 

Menurut teori attachment, koneksi romantik bukan hanya sekadar emosi sesaat. Itu adalah ikatan psikologis yang dibentuk berbasis saling percaya dan berbagi beban. Seperti ikatan mendalam lainnya, perasaan itu tak serta-merta hilangh saat hubungan berakhir. 

"Alih-alih begitu, hubungan-hubungan romantis itu justru meninggalkan jejak atau residu yang bisa mempengaruhi bagaimana kita berpikir, merasa, atau bertindak lama setelah hubungan itu berakhir," jelas profesor psikologi Gary W. Lewandowski Jr seperti dikutip dari Psychology Today. 

Berapa lama rasa cinta bertahan setelah putus? 

Apa yang terjadi ketika cinta berakhir? Apakah rasa sayang pada seseorang akan hilang seiring waktu atau apakah itu bertahan? Lantas, apakah tanpa kita sadari rasa itu mempengaruhi kehidupan kita setelah bertahun-tahun putus? 

Untuk menjawab pertanyaan itu, para peneliti dari University of Illinois Urbana-Champaign menggelar riset yang melibatkan 300 partisipan. Para partisipan ialah mereka yang pernah punya hubungan romantis yang bertahan setidaknya hingga dua tahun. 

Meskipun hubungan itu sudah berakhir, banyak partisipan mengaku mereka masih merasa terkoneksi secara emosional dengan mantan-mantan mereka. Sebagian bahkan masih berharap bisa mengadu kepada bekas kekasih saat menghadapi situasi sulit dalam hidup.  

Ada yang melamunkan mantan di siang bolong, ada juga yang memimpikannya saat tidur di malam hari. Lewandowski mengatakan pikiran-pikiran itu adalah tanda attachment psikologis yang tertinggal saat hubungan retak. 

"Perasaan itu bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Sama seperti kebusukan radioaktif, keterikatan emoosional dengan para mantan itu bisa bertahan hingga empat tahun," kata penulis buku Stronger Than You Think itu. 

Ilustrasi depresi karena putus cinta. /Foto Pixabay

Apa yang bikin sulit bagi seseorang melupakan mantan? 

Menurut Lewandowsky, proses penyembuhan dari rasa sakit akibat putus cinta tak punya timeline yang baku. Sejumlah riset menemukan bahwa sebagian orang bisa merasa "kesakitan" jauh lebih lama. 

Itu, misalnya, terjadi bagi mereka yang masih berkontak dengan mantan mereka atau bukan orang yang memutuskan hubungan. Koneksi emosional dengan mantan dalam situasi itu bisa bertahan hingga lebih dari satu dekade. 

"Cara kamu berinteraksi saat berhubungan juga turut mempengaruhi. Mereka yang selalu ingin dekat dan butuh keintiman lebih cenderung akan lebih lama mempertahankan ikatan emosional dengan mantan," kata Lewandowsky. 

Bagaimana cara melupakan rasa sakit karena putus cinta? 

Mereka yang memutuskan mengakhiri hubungan lazimnya "move on" jauh lebih cepat. Namun, menemukan pacar baru bukan jaminan kamu bebas dari keterikatan emosional dengan mantan. 

Banyak orang, tulis Lewandowsky, yang memulai hubungan saat perasaannya terhadap mantan belum sepenuhnya pudar. "Untuk itu, ada baiknya kamu benar-benar putus kontak dengan mantan," ujar dia. 

Yang paling penting, lanjut Lewandowsky, ialah menyadari bahwa ikatan emosional tak berakhir begitu saja ketika putus cinta. Koneksi romantis itu hanya bisa pudar secara perlahan-lahan. 

"Itu bukan kegagalan, ini sangat manusiawi. Fakta paling sederhananya ialah hati kita tak bisa diperintah untuk tak merasakan rasa sakit," kata dia. 
 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan