KPK dorong penguatan peran istri untuk jaga integritas pejabat publik
Belakangan masyarakat tengah menyoroti perilaku sejumlah anggota keluarga pejabat publik lantaran dinilai kerap pamer kemewahan.

Belakangan masyarakat tengah menyoroti perilaku sejumlah anggota keluarga pejabat publik lantaran dinilai kerap pamer kemewahan di media sosial. Beberapa di antaranya yang jadi sorotan adalah perilaku istri atau anak pejabat publik dengan gaya hidup mewahnya.
Prihatin dengan fenomena itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mendorong peran keluarga penyelenggara negara untuk menjaga integritas dan memperkuat nilai-nilai antikorupsi.
"KPK terus mendorong penguatan peran perempuan, untuk turut serta mencegah korupsi melalui penanaman nilai integritas bagi para pejabat negara pasangannya maupun keluarga," kata Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK, Kumbul Kusdwijanto Sudjadi, dalam keterangannya, Minggu (19/3).
Kumbul menilai, seorang perempuan memiliki peran sebagai istri, ibu, serta bagian dari masyarakat. Dalam perannya sebagai istri khususnya di lingkup pejabat publik, perempuan diharapkan dapat mendampingi, memotivasi, dan mendorong serta mengingatkan suaminya bekerja dengan benar dan menjauhi tindak korupsi.
Sementara itu, perempuan sebagai sosok ibu diharapkan dapat menjadi garda terdepan untuk menanamkan dan menerapkan nilai-nilai integritas kepada anak-anaknya.
"Di saat yang sama, ia dapat mengedukasi dan menularkan nilai-nilai integritas di lingkungan sekitar, termasuk lingkungan sosialnya untuk menghindari perilaku korupsi," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar seluruh pejabat publik tidak menyalahkan keadaan, lantaran manusia dapat memilih dan mengusahakan kejadian di hidupnya.
Menurut dia, perilaku korupsi dapat dicegah dengan mengimplementasikan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari. Kumbul pun meminta agar para pejabat publik konsisten dalam meningkatkan integritasnya.
"Mulai saat ini, kita semua harus berubah dan kembali menanamkan serta mengimplementasikan nilai-nilai integritas dalam perilaku sehari-hari. Jangan lagi menunggu waktu yang akan mengubah kita," katanya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ancaman nyata kala mesin mulai menggantikan manusia
Jumat, 02 Jun 2023 18:48 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB