close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi remaja yang mengalami gangguan mental. Alinea.id/Firgie Saputra via Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi remaja yang mengalami gangguan mental. Alinea.id/Firgie Saputra via Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Mental Health
Selasa, 19 Agustus 2025 13:04

Langkah-langkah menangani orang dengan gangguan jiwa yang agresif

Beberapa hal justru dapat memperburuk keadaan dan harus dihindari, antara lain kehadiran kerumunan orang yang membuat mereka merasa terpojok.
swipe

Berurusan dengan seseorang yang menunjukkan perilaku agresif karena gangguan mental memerlukan pendekatan yang tenang, sabar, dan strategis. Berikut adalah langkah yang perlu dilakukan ketika menangani orang dengan gangguan jiwa yang agresif, menurut psikiater senior di Rumah Sakit Medical Trust, Kochi, India, CJ John, dikutip dari New Indian Express.

Pendekatan untuk mengatasinya

Orang yang mengalami ketakutan delusi sering kali merasa curiga terhadap siapa pun yang mendekatinya. Bahkan, rangsangan kecil yang dianggap mengancam bisa memicu reaksi agresif sebagai bentuk pertahanan diri.

Untuk itu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar situasi tetap tenang dan aman, antara lain dengarkan dengan sabar tanpa berdebat; gunakan nada suara yang lembut dan menenangkan; hindari sikap yang bisa memicu konfrontasi; tunjukkan sikap positif, ramah, dan penuh perhatian; jika memungkinkan, tawarkan makanan atau minuman; arahkan perhatian mereka pada aktivitas yang lebih menyenangkan; pastikan lingkungan aman dengan menyingkirkan benda berbahaya; gunakan pengalihan secara verbal sambil tetap menetapkan batasan; terus amati kondisi dengan cermat; serta selalu jaga keselamatan diri dan bersiap mengambil tindakan fisik hanya bila benar-benar diperlukan.

Hal yang harus dihindari

Beberapa hal justru dapat memperburuk keadaan dan harus dihindari, antara lain kehadiran kerumunan orang yang membuat mereka merasa terpojok; suasana yang kacau, bising, atau tidak menyenangkan; suara keras dan mengganggu; kontak mata berlebihan yang terasa mengintimidasi; mendekat terlalu dekat tanpa alasan yang jelas; serta gerakan atau pesan yang bernada mengancam maupun konfrontatif.

Peran petugas

Apabila seseorang dengan gangguan mental menolak perawatan dan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain, petugas berwenang untuk membawa yang bersangkutan ke fasilitas kesehatan jiwa. Keluarga maupun masyarakat dapat meminta bantuan petugas untuk memastikan penderita mendapat penanganan profesional.

Namun, penting diingat, praktik seperti merantai, mengunci, atau menganggap gangguan jiwa sebagai “kenakalan” tanpa memberi perawatan adalah tindakan yang melanggar hukum. Karena itu, petugas perlu dibekali pelatihan khusus agar dapat menangani kasus ini secara manusiawi dan penuh empati.

Perlakukan dengan bermartabat

Gangguan mental bukanlah aib. Dengan pengobatan yang tepat, gejala dapat dikendalikan, dan penderita biasanya akan memahami mengapa intervensi—bahkan yang bersifat paksa—dibutuhkan. Meski mungkin pernah menunjukkan perilaku agresif, mereka tetap berhak diperlakukan dengan hormat dan tidak boleh distigmatisasi atau dimarginalkan.

Pada akhirnya, pendekatan yang penuh empati, edukasi bagi keluarga, serta dukungan dari aparat yang terlatih akan membantu memastikan bahwa penderita gangguan mental bisa mendapatkan perawatan yang layak sekaligus tetap dihargai martabatnya sebagai manusia.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan