close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi hubungan percintaan. /Foto Unsplash
icon caption
Ilustrasi hubungan percintaan. /Foto Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 06 Oktober 2025 19:14

Lima tren kencan yang viral sepanjang 2025

Hasil survei aplikasi kencan menunjukkan tren kencan sepanjang 2025 meliputi chemRIZZtry, curveball-crushing, love-loreing, truecasting, dan status-flexing.
swipe

Apakah di tahun 2025 kamu merasa gagal di dalam dunia percintaanmu? Tenang, tahun 2026 bisa saja memberi kejutan. Aplikasi kencan Plenty of Fish (POF) kembali merilis prediksi tren kencan tahunan mereka, seperti yang sudah dilakukan sejak delapan tahun terakhir.

Berdasarkan survei terhadap hampir 6.000 anggota dewasa POF, lahirlah lima istilah baru yang mewakili pola kencan masa kini—lengkap dengan nama unik agar mudah diingat. “ChemRIZZtry” tentu lebih catchy daripada “situasi ketika kamu membuka diri pada kemungkinan chemistry dengan orang yang awalnya tidak kamu anggap menarik,” misalnya.

Rachel DeAlto, pakar kencan di POF, memberi penjelasan soal tren-tren ini. Berikut daftarnya:

1. ChemRIZZtry (kem-rizz-tree)

Singkatan dari chemistry + rizz (charisma), tren ini menekankan pentingnya memberi kesempatan pada chemistry atau perasaan terhubung yang tidak langsung terasa. Menurut survei, satu dari empat responden mengaku pernah mengalaminya.

“Jangan buru-buru ambil keputusan setelah satu atau dua kencan,” ujar DeAlto seperti dikutip dari Psychology Today, Senin (6/10). “Beri waktu tiga sampai lima kali kencan karena banyak orang butuh waktu untuk benar-benar menunjukkan diri mereka.”

Ilustrasi curveball-crushing. /Foto Pixabay

2. Curveball-crushing 

Dari sigi POF, sebanyak 42% responden mengaku pernah tertarik pada orang di luar “tipe ideal” mereka. Para responden menamai model kencan semacam itu dengan sebutan curveball-crushing.  

Kalau biasanya kamu hanya kencan dengan “si rambut hijau”, tiba-tiba bisa saja jatuh hati pada seorang yang rambutnya hitam pekat. Artinya, kamu sedang menjajakki kemungkinan berpasangan dengan seseorang yang bukan tipe idealmu.  

Menurut DeAlto, checklist fisik seringkali jadi penghalang model hubungan seperti itu. Padahal, ketertarikan bisa tumbuh seiring waktu kalau kita lebih terbuka.

Ilustrasi pasangan kekasih. /Foto Pixabay

3. Love-loreing (luhv-lohr-ing)

Lore di sini berarti “kisah” atau “legenda.” Sekitar 37% responden mengaku pergi kencan hanya untuk melihat bagaimana cerita hubungan mereka dengan gebetan berkembang.

“Ini soal rasa ingin tahu, petualangan, dan bersikap lebih playful,” kata DeAlto. Mirip tren dating for the plot, tapi lebih fokus pada menambah “kisah cinta” dalam hidupmu.

4. Truecasting 

Tren ini soal tampil autentik di kencan pertama. Satu dari empat responden mengaku sudah melakukannya: tampil apa adanya, tanpa topeng atau filter.

“Ini pendekatan love me or leave me (cintai aku atau tinggalkan aku),” jelas DeAlto. “Alih-alih pura-pura sempurna, tunjukkan siapa dirimu agar percakapan jadi nyata dan hubungan lebih sehat.”

5. Status-flexing 

Bukan pamer mobil mewah atau berlian, tapi model hubungan ini justru kebalikan dari tren “situationship” yang serba abu-abu. Status-flexing berarti kembali mendefinisikan hubungan secara jelas. Contoh praktiknya sederhana: saling pamer sebutan kesayangan untuk kekasih di media sosial. 

Menurut DeAlto, kejelasan status memberi rasa aman di tengah dunia yang penuh ketidakpastian. “Kalau dibiarkan abu-abu, biasanya berujung pada kekecewaan karena ekspektasi tidak terpenuhi.”

Lima tren ini bisa jadi cerminan situasi sosial yang lebih luas. Ketidakpastian global membuat orang lebih terbuka pada berbagai kemungkinan, sekaligus lebih mendambakan keaslian dan kepastian dalam hubungan pribadi.

Kalau kehidupan cintamu di 2025 belum bersinar, mungkin pada 2026 saatnya mencoba curveball, memberi ruang pada rizz, atau berani status-flexing.


 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan