close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kacamata untuk rabun jauh./Foto Bradyn Trollip/Unsplash.com
icon caption
Ilustrasi kacamata untuk rabun jauh./Foto Bradyn Trollip/Unsplash.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Rabu, 27 Agustus 2025 13:19

Memahami rabun jauh dan keparahannya

Secara umum, rabun jauh terbagi menjadi dua jenis: miopia rendah dan miopia tinggi.
swipe

Rabun jauh, atau yang dikenal juga sebagai miopia, adalah kondisi ketika seseorang dapat melihat objek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh tampak kabur. Kondisi ini sering diturunkan dalam keluarga. Jadi, jika orang tua atau kakek-nenek mengalami miopia, kemungkinan besar anak juga akan mengalaminya.

Saat ini, kasus miopia semakin meningkat dan menjadi salah satu masalah penglihatan paling umum di dunia. Meski begitu, kebanyakan orang bisa mengatasinya dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi korektif seperti laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK).

Yang perlu dipahami, miopia tidak selalu sama pada setiap orang. Sama seperti kondisi kesehatan lainnya, rabun jauh berada pada spektrum yang luas—ada yang ringan sehingga hanya sedikit mengganggu, hingga yang parah sampai bisa masuk kategori buta secara hukum.

Secara umum, rabun jauh terbagi menjadi dua jenis: miopia rendah dan miopia tinggi. Dikutip dari Healthline, miopia rendah dianggap sebagai rabun jauh ringan. Kondisi ini berarti seseorang membutuhkan kurang dari 3 dioptri untuk membantu memfokuskan penglihatan. Pada tingkat ini, kacamata biasanya hanya dibutuhkan untuk aktivitas tertentu, misalnya saat mengemudi atau melihat objek dari jarak jauh.

Miopia tinggi terbagi lagi menjadi dua kategori, yakni miopia sedang yang membutuhkan 3 hingga 6 dioptri untuk memperbaiki penglihatan, serta miopia berat (parah) yang membutuhkan lebih dari 6 dioptri untuk koreksi. Berbeda dengan miopia rendah, seseorang dengan miopia sedang hingga berat biasanya harus menggunakan kacamata atau lensa kontak sepanjang hari, bukan hanya untuk aktivitas tertentu.

Cara memperlambat rabun jauh berbeda-beda tergantung usia. Perlu diingat, satu-satunya cara membalikkan miopia hanyalah melalui operasi. Namun, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan agar kondisi tidak semakin memburuk.

Upaya pencegahan paling efektif dilakukan sejak dini. Jika anak Anda mengalami rabun jauh, beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan, antara lain kurangi waktu layar dan perbanyak aktivitas di luar ruangan, obat tetes mata atropin dosis rendah (0,01%), ortokeratologi atau lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur untuk meratakan kornea, serta lensa kontak defokus periferal.

Penting untuk diketahui, miopia yang muncul sejak kecil biasanya terus berkembang hingga remaja, namun pada umumnya kondisi akan stabil ketika seseorang memasuki usia 20-an. Pada orang dewasa, pilihan terbaik untuk mencegah rabun jauh semakin parah biasanya adalah operasi korektif atau LASIK.

Seseorang dapat dikategorikan sebagai buta secara hukum (legally blind) jika memiliki ketajaman penglihatan 20/200 atau lebih buruk. Artinya, objek yang dapat dilihat orang dengan penglihatan normal dari jarak 200 kaki (sekitar 60 meter), baru bisa terlihat jika orang dengan rabun jauh berdiri pada jarak 20 kaki (sekitar 6 meter).

Namun, ada syarat tambahan: status buta hukum diberikan meskipun sudah menggunakan kacamata atau lensa kontak, penglihatan tetap tidak bisa mencapai standar 20/200. Dalam konteks miopia, kondisi ini biasanya termasuk dalam kategori rabun jauh berat di bawah klasifikasi miopia tinggi.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan