close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi mangga./Foto SwidaAlba/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi mangga./Foto SwidaAlba/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Jumat, 26 September 2025 13:00

Meski tinggi gula, mangga justru bisa mencegah risiko diabetes

Satu buah mangga ukuran sedang, bisa mengandung sekitar 22 hingga 24 gram gula, bahkan bisa lebih dari itu.
swipe

Buah-buahan tropis mengandung antara 10 hingga 50 gram gula. Mangga berada di kisaran gula yang tinggi, sehingga tampak kurang pas sebagai camilan karena berpotensi meningkatkan risiko diabetes.

Satu buah mangga ukuran sedang, bisa mengandung sekitar 22 hingga 24 gram gula, bahkan bisa lebih dari itu. Kandungan gulanya bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kematangan.

Namun, penelitian bertajuk “Daily Mango Intake Improves Glycemic and Body Composition Outcomes in Adults with Prediabetes: A Randomized Controlled Study” yang terbit di jurnal Foods baru-baru ini menunjukkan, meski mengandung lebih banyak gula, tetapi mangga ternyata bisa memberikan faktor perlindungan bagi orang dewasa dengan pradiabetes.

“Bukan hanya kandungan gulanya saja yang penting, tetapi konteks makanan secara keseluruhan juga penting,” ujar asisten profesor di Departemen Nutrisi dan Studi Pangan George Masson University, Raedeh Basiri, yang menjadi salah seorang peneliti studi, dikutip dari Science Daily.

Sebagai informasi, studi ini merupakan uji klinis jangka panjang pertama yang menemukan manfaat metabolik dan komposisi mangga pada pasien pradiabetes. Studi ini menemukan, gula yang secara alami ditemukan dalam mangga—dan tentunya buah-buahan lain—dilengkapi dengan serat dan vitamin serta nutrisi lain, yang memberi manfaat kesehatan tambahan.

Sebaliknya, makanan dengan tambahan gula, seperti sereal sarapan, bahkan pilihan camilan rendah gula, justru tak punya nilai gizi yang sama. Kemungkinan pula dapat meningkatkan risiko diabetes.

“Individu yang berisiko tinggi diabetes sebaiknya tidak hanya memperhatikan kandungan gula dalam makanan, tetapi juga bagaimana gula tersebut disalurkan,” kata Basiri.

Basiri dan tim peneliti membagi peserta studi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menerima asupan mangga segar setiap hari, kelompok lainnya menerima granola bar rendah gula setiap hari. Selama enam bulan, para peneliti mengukur kadar glukosa darah, respons tubuh terhadap insulin, dan lemak tubuh peserta.

Hasilnya, mangga tinggi gula (32 gram gula) terbukti lebih bermanfaat daripada granola bar renda gula (11 gram gula). Kelompok yang mengonsumsi mangga setiap hari menunjukkan kontrol glukosa darah yang lebih baik, sensitivitas insulin yang lebih baik, dan penurunan lemak tubuh.

Studi sebelumnya yang diterbitkan di jurnal Nutrients pun menemukan, mangga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengelola kadar gula darah, tanpa penambahan berat badan.

“Studi kami menunjukkan, menambahkan mangga segar ke dalam pola makan dapat menjadi cara yang sederhana dan menyenangkan bagi orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas untuk mendukung fungsi insulin yang lebih baik dan mengurangi risiko diabetes tipe 2,” ujar salah seorang penulis studi sekaligus profesor ilmu pangan dan nutrisi di Illinois Institute of Technology, Indika Edirisinghe, dikutip dari Health.

Penelitian ini melibatkan 48 pria berusia 20-60 tahun yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dan peradangan kronis tingkat rendah. Para pria dibagi menjadi dua kelompok: mereka yang mengonsumsi dua cangkir mangga (setara sekitar 100 kalori) setiap hari selama empat minggu, dan mereka yang mengonsumsi es krim rasa mangga Italia dengan jumlah kalori yang sama. Mereka juga menjalani tes toleransi glukosa oral sebelum dan sesudah percobaan.

Di akhir uji coba, para peneliti mencatat beberapa perbaikan pada penanda kesehatan metabolisme pada pria yang mengonsumsi mangga segar, seperti konsentrasi insulin puasa yang lebih rendah, peningkatan resistensi insulin, serta manajemen konsentrasi glukosa yang lebih baik.

Meskipun mengonsumsi jumlah kalori yang sama, komposisi tubuh dan berat badan kelompok mangga tetap stabil , tetapi mereka yang mengonsumsi es Italia mengalami kenaikan berat badan yang sedikit tetapi signifikan.

“Peningkatan sensitivitas insulin pada kelompok mangga, tanpa perubahan berat badan, patut dicatat, membantah kesalahpahaman tentang kandungan gula alami mangga dan dampaknya terhadap obesitas serta diabetes,” kata Edirisinghe.

“Temuan ini menunjukkan, makan mangga tidak menyebabkan penambahan berat badan. Dan meskipun mekanisme pastinya masih belum diketahui, peran peningkatan status antioksidan dari konsumsi mangga mungkin menjadi faktor mediasi pada kontrol glukosa darah.”

Para peneliti percaya serat, antioksidan, dan polifenol—terutama senyawa yang disebut mangiferin—yang ada dalam mangga dapat membantu meredam lonjakan gula darah dan meningkatkan respons sel terhadap insulin.

"Serat memperlambat pencernaan dan mengurangi penyerapan gula yang cepat ke dalam sel," ujar ahli gizi mikrobioma dan pendiri Compass Nutrition, Adiana Castro kepada Health. "Hal ini dapat membantu mengatur kadar gula darah."

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan