sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Target pencegahan penularan Covid, FKUI: Memutuskan rantai penularan

Kendati sudah turun, tetapi masih terdapat kasus. Karena masih terdapat kasus dan virus di sekitar kita, maka tidak boleh lengah.

Edo Sugiyanto
Edo Sugiyanto Jumat, 27 Mei 2022 19:29 WIB
Target pencegahan penularan Covid, FKUI: Memutuskan rantai penularan

Pada awalnya, pandemi ini diprediksi akan benar-benar berakhir setelah 10 tahun. Namun, dengan adanya vaksin dan perkembangan pengobatan, kekebalan komunitas terhadap virus Covid-19 dapat dicapai dengan lebih cepat.

Berdasarkan hasil sero survei pada Maret 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS COV-2 di Jawa-Bali mencapai 99,6%. Hal itu juga diikuti dengan meningkatnya kadar antibodi dalam tubuh yang lebih tinggi pada periode survei yang sama. Hal ini lah yang menjadi salah satu latar belakang kebijakan diperbolehkan tidak menggunakan masker saat berkegiatan diluar ruangan atau tempat terbuka yang tidak padat orang.

Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas-FKUI Retno Asti Werdhani mengatakan, untuk Covid-19 target saat ini yaitu mengeliminasi dengan memutuskan rantai penularan dan juga meningkatkan cakupan vaksinasi.

“Kita lihat coba data global dunia, data dari 23 Mei, kematian akibat Covid di dunia sekitar 1,2%, tetapi di satu sisi cakupan vaksin di dunia itu (vaksin Lengkap) termasuk di Indonesia rata-rata sudah di atas 60%. Kecuali Afrika yang masih sekitar 30%,” kata Retno saat Talkshow : "Masa Depan Ketahanan Kesehatan: Tantangan Penyakit Pasca Pandemi Covid-19” secara virtual, Jumat (27/5).

Dijelaskan juga saat ini kasus covid-19 di Indonesia  sudah sangat menurun dan terkontrol. Dari angka tertinggi pada Maret, pada saat ini sudah turun lebih dari 50% dan perlu dipertahankan. Terlebih pada libur Lebaran dan mudik sudah dapat terkontrol dan stabil.

“Tetapi masih terdapat kasus, karena masih terdapat kasus dan virus di sekitar kita, maka tidak boleh lengah,” katanya.

“Nah karena kita mulai transisi, satu sisi kita mulai waspada, kita mulai bisa membuka masker di ruang terbuka karena kita anggap sirkulasi udara baik, tapi diruang tertup itu kita harus tetap memakai masker untuk perlindungan spesifik. Jadi kita katakan kondisinya sudah terkontrol tetapi jangan lengah,” lanjutnya. 

Kondisi saat ini sudah mulai stabil meskipun masih ada risiko. Retno juga menyampaikan bagama mana mempertahankan dan meningkatkan kondisi yang stabil ini, melihat dari data kematian yang masih belum membaik.

Sponsored

“Nomor satu adalah kesadaran. Kesadaran tuh, kita tahu dari edukasi untuk supaya ada kemampuan kita untuk bisa mengawasi diri dan melakukan mitigasi,” ujarnya.

Menurutnya kondisi kesehatan tubuh dipengaruhi banyak hal, tidak hanya faktor penyakit seperti bakteri, virus dan lainya, akan tetapi riwayat kebiyasan hidup, riwayat penyakit, lalu lingkungan tempat tinggal, pekerjaan dan pola makan juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh.

“Jadi, kalau saya katakan apa yang penting untuk mempertahankan, yaitu edukasi lalu setelah itu sistem dan satu lagi supporting dari pemerintah untuk bisa kita akses makanan sehat, akses terhadap lingkungan sehat, akses terhadap budaya hidup sehat,” ujarnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid