sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO dan ILO ingatkan efek kerja berlebihan dan durasi berkepanjangan

Sejak pandemi Covid-19, tahun lalu terjadi peningkatan kematian sebesar 29% di 194 negara karena tekanan kerja berlebihan.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 11 Nov 2021 17:03 WIB
WHO dan ILO ingatkan efek kerja berlebihan dan durasi berkepanjangan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengingatkan dampak buruk terhadap kerja berlebihan dengan durasi yang berkepanjangan.

Tercatat, sejak pandemi Covid-19, tahun lalu terjadi peningkatan kematian sebesar 29% di 194 negara karena tekanan kerja berlebihan dan jam kerja yang terlalu panjang. Perubahan pola kerja selama pandemi Covid-19 diduga menjadi salah satu penyebab lonjakan kematian ini.

Dikutip dari Times of India, Kamis (11/11), situasi kerja telah berubah selama pandemi Covid-19. Orang-orang bekerja dari rumah, anak-anak sekolah di rumah, siapapun mengalami pembatasan pergerakan demi mencegah persebaran Covid-19.

Sekilas bekerja di rumah mungkin terdengar simpel. Karyawan tidak perlu repot berpakaian, makeup, menghadapi kemacetan, berdesakan di angkutan umum, dan sebagainya. Cukup menyediakan tempat yang nyaman untuk bekerja di rumah, dan semua berjalan seperti seharusnya.

Apabila kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, orang tentu menjadi bosan. Terlebih saat tugas terus bertambah sehingga terpaksa bekerja dalam jangka waktu lama. WHO dan ILO membuat pedoman jam kerja maksimal seseorang adalah 40 jam seminggu. Lebih dari itu, maka termasuk berlebihan dan berbahaya untuk kesehatan.

Dua organisasi ini menyatakan, sebagian besar karyawan di seluruh dunia tengah menghadapi masalah kesehatan yang ekstrem serta dalam beberapa kasus memicu kematian. Sejalan dengan fenomena itu, terbukti terlalu banyak bekerja akan mengakibatkan stres. Apabila stres ini tidak dilepaskan atau hormon stres kian memuncak, maka akan mempengaruhi kerja jantung. Tekanan pekerjaan atau tenggat yang kian singkat membuat detak jantung kian cepat, tekanan darah naik, kurang tidur, dan umumnya diiringi dengan pola makan yang tidak sehat.

Orang yang stres cenderung mengonsumsi lebih banyak karbohidrat dan lemak. Tubuhnya juga tidak bugar karena tak punya waktu berolahraga. Pada beberapa kasus, orang yang mengalami stres memilih konsumsi minuman beralkohol hingga obat-obatan terlarang untuk meredakan tekanan yang dirasakan. Pekerjaan berlebihan tidak hanya mempengaruhi kualitas kerja, namun juga pada kesehatan secara menyeluruh. Perusahaan dan karyawan sebaiknya meningkatkan kesadaran tentang bahaya tekanan pekerjaan dan membangun lingkungan kerja yang sehat.

 

Sponsored

Sumber: Times of India

Berita Lainnya
×
tekid