sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri jasa keuangan rentan jadi sasaran kejahatan siber

Modus kejahatan siber semakin meningkat dan beragam.

Syah Deva Ammurabi
Syah Deva Ammurabi Jumat, 09 Okt 2020 15:44 WIB
Industri jasa keuangan rentan jadi sasaran kejahatan siber

Pandemi Covid-19 sejak Maret lalu telah memicu perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Jakpat selama 29 Mei – 2 Juni 2020, sebanyak 83% responden mengaku lebih banyak beraktivitas secara daring, termasuk transaksi keuangan digital. Sebanyak 41% responden lebih banyak berbelanja secara daring, 36% lebih sering menggunakan platform pembayaran daring, dan 25% makin sering memesan makanan melalui aplikasi daring.

Menurut Managing Director Asia Pacific GBG Plc. June Lee, layanan transaksi digital daring menjadi primadona bagi institusi keuangan di Indonesia. Empat layanan transaksi daring yang paling banyak dikeluarkan oleh institusi keuangan di Indonesia adalah dompet elektronik (67%), e-banking (65%), aplikasi mobile banking (63%), dan pinjaman daring (47%). GBG memprediksi rata-rata harian transaksi keuangan digital akan mengalami peningkatan dari 690 juta kali pada 2020 menjadi 739 juta kali pada 2022.

Di sisi lain, meningkatnya penetrasi platform keuangan digital turut mengerek risiko ancaman keamanan di industri jasa keuangan. Berdasarkan laporan X Force Intelligence Index 2020 yang dikeluarkan oleh IBM Security, industri ini paling rentan mendapat serangan siber dengan kontribusi sebesar 16%. Bahkan, GBG memprediksi kerugian yang ditimbulkan oleh kejahatan siber bagi institusi keuangan di Asia Pasifik mencapai US$171 miliar.

“Para penipu-penipu digital tersebut juga mengunakan berbagai teknologi digital, sehingga serangan penipuan tersebut semakin canggih juga. Walaupun perusahaan jasa finansial sudah menggunakan berbagai teknologi, tapi bagaimana kedepannya penyelengara jasa ini bisa bersaing dengan pelaku kejahatan tadi siapa yang paling cepat

Sponsored

Alinea.id mengulas urgensi peningkatan keamanan digital di tengah literasi masyarakat yang semakin rendah disini.

Berita Lainnya
×
tekid