Ketika rokok lebih utama ketimbang kebutuhan pokok
Pengeluaran rokok terbesar kedua setelah makanan dan minuman jadi.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019 mencatat pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2018 menjadi yang terbesar kedua setelah makanan dan minuman jadi. Proporsi pengeluaran rokok dan tembakau mencapai 11,75% dari total pengeluaran rata-rata masyarakat. Sedangkan pengeluaran masyarakat untuk makanan dan minuman jadi adalah sebesar 33,98%.
Sejak 2017, pengeluaran rokok dan tembakau tercatat naik sebesar 2,9% menjadi Rp64.384 per kapita, dari sebelumnya hanya sekitar Rp62.585 per kapita sebulan. Pada 2018, pengeluaran rokok kembali menanjak hingga 5,6% menjadi Rp67.996 per kapita sebulan dan naik lagi 2,1% menjadi Rp69.413 per kapita sebulan.
“Enggak heran kalau anak-anak dari golongan masyarakat yang kurang beruntung ini jarang makan daging. Enggak jarang juga bayi malah dikasih tajin, bukan susu,” ujar Pegiat Anti Rokok Fuad Baradja, dalam diskusi Polemik Peningkatan Tarif Cukai Rokok, Rabu (27/10).
Kondisi ini, lanjut aktivis yang juga menjabat sebagai Anggota Komnas Pengendalian Tembakau Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat itu tak hanya terjadi di kota-kota kecil saja, melainkan juga di kota besar dan metropolitan.
Alinea.id mengulas fenomena di tengah masyarakat yang mementingkan konsumsi rokok ketimbang kebutuhan pokok dalam artikel ini.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
UMKM go digital: Mengubah mindset agar naik kelas pasca onboarding
Jumat, 19 Agst 2022 17:44 WIB
Pengaruh kebebasan peneliti BRIN memilih lokasi kerja
Jumat, 19 Agst 2022 13:54 WIB