Potensi industri podcast tanah air
Industri siniar di tanah air mulai berkejaran dengan industri radio.

Dibandingkan negara-negara lain, popularitas industri siniar atau dikenal podcast di Indonesia memang tergolong terlambat. Podcast mulai populer dan mendunia sejak 2006 hingga 2013. Namun di Indonesia, media audio yang disebut juga dengan siniar ini mulai meraih banyak perhatian masyarakat pada 2018 dan berlanjut hingga 2019.
Tepatnya ketika platform Spotify mulai memberi ruang khusus bagi konten kreator lokal untuk memperlebar sayap dan munculnya media podcast lain. Namun, bak kapal dengan layar terkembang, podcast semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan startup market research dan penyedia data Populix. Di mana dalam riset yang dilakukan pada pertengahan 2020 dan melibatkan 2.500 responden ini, 71,13% di antaranya mengatakan bahwa mereka pernah mendengarkan podcast. Bahkan, melalui survei tersebut, podcast berhasil unggul dari radio sebagai konten audio yang paling diminati saat ini.
Tercatat, podcast lebih sering didengarkan oleh 51,47% responden, sementara radio masih rutin didengarkan oleh 48,52% responden. “Dalam riset ini, podcast mengungguli radio dengan hanya selisih 2,9%. Artinya, kedua media ini masih mendapat animo yang tinggi di masyarakat,” kata Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu, dalam keterangannya kepada Alinea.id belum lama ini.
Alinea.id mengulas potensi industri siniar tanah air yang mulai menggantikan lagu dan radio dalam artikel ini.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Pertarungan capres di lumbung suara Jawa Barat
Sabtu, 23 Sep 2023 06:06 WIB
Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."
Jumat, 22 Sep 2023 06:29 WIB