sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Intermedia agenda setting penyebaran informasi digital vaksin Covid-19 di Indonesia

Intermedia Agenda Setting ini berfokus pada pengukuran sejauh mana konten berita berpindah antarmedia.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Jumat, 20 Mei 2022 14:14 WIB
 Intermedia agenda setting penyebaran informasi digital vaksin Covid-19 di Indonesia

Pada waktu Andhika Kurniawan Pontoh mencari-cari informasi vaksin melalui internet, pastinya terpikirkan olehnya bahwa ada suatu urgensi atau mungkin tren yang muncul di dunia internet.

Ini juga dapat dibuktikan melalui Google Search Trend, kalau misalnya mencari di Google Trend, maka muncul kenaikan intensitas netizen untuk mencari informasi tentang vaksin. Hal ini juga dibarengi dengan jumlah intensitas pemberitaan terhadap vaksin Covid-19.

Keinginan meneliti topik itulah yang mendorong Andhika akhirnya membuahkan karya ilmiah 'Intermedia Agenda Setting Penyebaran Informasi Digital Vaksin Covid-19 di Indonesia'.

"Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan kalau misalnya saat ini kita mencari informasi tentang kesehatan, tentang vaksin, itu juga melalui internet. Sehingga ada pertanyaan: bagaimana kalau misalnya media cukup mengakomodir tentang kebutuhan dari kita mencari tentang informasi vaksin melalui internet?" katanya.

Andhika, panelis dalam sesi pertama dari rangkaian seminar nasional yang diselenggarakan Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jumat (13/5).

"Selain itu juga, kira-kira media mana saja yang menjadi media sentral yang mampu mempengaruhi informasi tentang vaksin Covid-19? Pasti ada penonjolan isu. Atau bagaimanakah penonjolan isu yang dilakukan oleh media terhadap isu-isu vaksin Covid-19?" sambungnya.

Andhika menggunakan konsep Intermedia Agenda Setting secara sederhana. Intermedia Agenda Setting ini berfokus pada pengukuran sejauh mana konten berita berpindah antarmedia. Jadi bagaimana konten berita atau informasi itu saling berpindah antara media ke media.

Kalau dilihat dari proses media digital, kalau pada dunia non-digital biasanya media itu melakukan transfer berita ataupun transfer konten itu melalui interaksi antarjurnalis atau ruang redaksi itu masih memainkan peranan penting. Kemudian kalau di dalam lingkup media non-digital dalam Intermedia Agenda Setting itu muncul media-media kalangan atas atau legacy atau memiliki kredibilitas yang tinggi, yang memimpin media-media konvensional konvensional lainnya dan menjadi opinion leader untuk kali ini.

Sponsored

Media kalangan atas atau media legacy ialah media yang sudah berdiri sebelumnya, sudah lama, sudah memiliki kredibilitas. Kalau penelitian ini dilakukan di Amerika pasti mengungkapkan media seperti New York Times atau media-media yang sudah benar-benar well-established memainkan peranan penting dalam proses transfer informasi yang dilakukan antara media dengan media.

"Terus kita masuk ke dunia digital, dalam Intermedia Agenda Setting di dunia digital ini, pastinya kita sudah masuk ke dunia internet. Semuanya sudah bebas mengutarakan informasinya, semuanya terfragmentasi baik dalam agenda, publik agenda, dan semuanya bisa mengungkapkan suaranya. Ini adalah penelitian sebelumnya," cetus Andhika.

Memiliki total lima tahun pengalaman di marketing communication, dengan empat tahun di bidang manajemen dan dua tahun Community Operation dan Event Manager, Andhika lulus dari Pascasarjana Komunikasi UI di tahun 2021. Presentasinya dalam diskusi ini telah dipublikasi dalam International Conference on Emerging Media & Communication 2021.

Menurut Andhika, juga dalam penelitian sebelumnya, website media daring yang media legacy, yang disebutkan sebelumnya, itu masih memerankan peranan penting dalam proses transfer informasi antarmedia.

"Ini cukup menarik juga, dalam Intermedia Agenda Setting dunia digital ini cenderung menghasilkan penyebaran berita relatif lebih cepat. Mengesampingkan skema publikasi dan tidak ada jadwal publikasi yang jelas. Ada informasi, langsung dikerjakan, semuanya serba cepat, ada informasi, semuanya tinggal dilakukan," ujarnya.

Hal ini juga masuk ke dalam bentuk replikasi konten berita. Saat ini, media atau jurnalis cenderung menggunakan press release yang sudah tersedia di website, tinggal melakukan replikasi beritanya, dan menjadi konten berita di media digital. Pastinya ini adalah suatu bentuk dari tindakan efisiensi yang dilakukan oleh bisnis media.

"Penelitian saya akan berfokus pada tindakan replikasi ini. Sejauh mana replikasi atau konten-konten berita yang dilakukan pada Intermedia Agenda Setting terhadap arus informasi vaksin Covid-19," katanya.

Berbicara mengenai media sentral, Andhika juga menggunakan salah satu konsep, namanya konsep preferential attachment. Ini adalah salah satu sumber bukan konsep bidang sosial, tapi lebih ke algoritma matematika.

"Intinya kalau misalnya dikorelasikan dengan ilmu sosial, kita sebagai orang ingin dekat dengan orang lain, pastinya orang tersebut harus memiliki kredibilitas yang tinggi, memiliki network yang lebih tinggi," tuturnya.

Ini lebih menjelaskan bagaimana aktor-aktor dalam suatu jaringan atau seseorang ingin bergabung dalam satu jaringan tentunya lebih suka untuk bergabung dengan suatu kelompok yang memiliki network yang jelas, kredibilitas yang jelas. Atau mungkin mau kenalan dengan orang, atau ingin memiliki pasangan hidup, pencarian bibit-bebet-bobot yang baik.

Begitu juga dalam Intermedia Agenda Setting, pastinya media-media digital lainnya cenderung akan berelasi atau mungkin mengikuti media-media sentral tersebut dalam proses karena pemberitaannya. Ini juga kalau di ilmu sosial ada efek 'yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin'.

"Ini mungkin bisa dijelaskan melalui preferential attachment. Kalau melihat grafik, internet itu adalah suatu jaringan yang bebas, free network. Menurut preferential attachment ini pastinya nanti akan adanya pembagian kekuasaan di sini. Jadi, nanti secara struktur itu cenderung akan linier," seru Andhika.

Dalam penelitian, dia mengukur bagaimana struktur jaringan, berbicara dalam perspektif jaringan Intermedia Agenda Setting. Kemudian siapakah saja tokoh sentral atau media sentral yang memainkan peranan penting dalam memberikan informasi tentang vaksin Covid-19. Dan kemudian penonjolan topik apa aja yang akan diberitakan.

"Saya menggunakan media cloud, ini salah satu tools big data dari MIT bisa digunakan juga dan saya melakukan crawling data ini dari Agustus 2020 dan juga Januari 2021. Kemudian, saya juga melakukan analisis isi untuk membuktikan adanya penonjolan isu tersebut," tukasnya.

Andhika mengakui pastinya ada keterbatasan penelitian, pastinya dia mengesampingkan media-media konvensional lainnya, kemudian hanya melakukan crawling dari bulan Agustus hingga Januari 2021. Dia hanya menggunakan kata kunci 'vaksin Covid-19' ketika mengambil crawling data. Pastinya ada berita-berita yang mungkin tidak relatable, kalau tadi ada clickbait, dan lain-lain, itu mau tidak mau bisa masuk ke dalam data yang dikumpulkan.

"Terus kemudian saya hanya tergantung pada media cloud dan juga net-anaylitic yang tidak involve langsung ke dalam lapangannya seperti apa. Jadinya hanya melihat dari objek observer," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid