sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

290 jiwa korban banjir Lebak merana

Lebih dari sebulan masih tinggal di tenda pengungsian. Kondisinya pun memprihatinkan.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 05 Feb 2020 15:49 WIB
290 jiwa korban banjir Lebak merana

Korban banjir bandang di Kampung Seupang, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, hingga hari ini (Rabu, 5/2) masih tinggal di tenda pengungsian. Padahal, bencana pada awal 2020 sudah reda sejak beberapa pekan lalu.

"Pascabanjir hingga berakhirnya masa tanggap darurat, belum mengetahui nasib ke depan," ucap seorang pengungsi, Alamat (55), beberapa saat lalu. Sebanyak 290 jiwa atau 70 kepala keluarga (KK) masih tinggal di pengungsian.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menetapkan status tanggap darurat. Sejak terjadi banjir bandang dan longsor. Berakhir 28 Januari 2020. Sehari berselang hingga empat bulan, masuk masa pemulihan atau transisi.

Beberapa hal dikerjakan selama periode itu. Seperti perbaikan infrastruktur serta menyiapkan dan mengeksekusi hunian tetap untuk merelokasi warga. Berdasarkan data pemkab, sebanyak 917 rumah bakal dipindah.

Para pengungsi, ungkap Alamat, kini hanya mendambakan hunian sementara (huntara). Lantaran kondisi di tenda-tenda pengusungsian memprihatinkan: Kebocoran dan kedinginan kala hujan turun. Pun kepanasan saat siang.

Tak sekadar itu. Beberapa anak bawah lima tahun (balita) kerap terserang demam. Juga diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Kami berharap, pemerintah dapat merealisasikan huntara untuk warga korban bencana banjir bandang," katanya menjelaskan.

Sejumlah korban bertahan di tenda pengungsian, karena 39 rumahnya di Kampung Seupang luluh lantak. Diterjang bencana hidrometeorologi.

Sponsored

Dirinya menambahkan, belum ada kejelasan kepada para pengungsi pascabanjir. Apakah akan direlokasi atau dibangunkan huntara. "Kami minta penanganan pascabanjir itu cepat ditangani," ujar dia.

"Jika tinggal di tenda pengungsian dengan waktu jangka lama, dipastikan akan menimbulkan dampak sosial. Juga serangan penyakit," tutur Alamat.

Kegundahan serupa dirasakan Nani (35), korban lainnya. Tak merasa aman dan nyaman tinggal di tenda pengungsian yang didirikan relawan.

"Bila tinggal di tenda pengungsian itu selama tiga bulan ke depan saja, dipastikan warga banyak jatuh sakit," katanya.

Terpisah, Bupati Lebak, Iti Octavia, sesumbar, pemkab fokus merelokasi warga pada masa transisi. Hingga kini belum terlaksana. Lantaran menunggu laporan Badan Geologi. Ihwal letak lahan aman dari ancaman bencana.

"Kami berharap, rekomendasi dari Badan Geologi bisa secepatnya. Untuk pembangunan relokasi bagi warga korban," tutupnya.

Pada akhir Januari 2020, pemerintah pusat, mengungkapkan, pihaknya belum menerima data lengkap tentang korban banjir bandang di Lebak. Sehingga, belum bisa membangun huntara.

"(Tinggal) menunggu ajuan dari pemda (pemerintah daerah). Dari kabupaten," ucap Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, di Pendopo Bupati Lebak, Kamis (30/1). (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid