sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengerikan, ada 29,1 juta calon penderita diabetes di Indonesia

Penanganan diabetes dan komplikasinya membutuhkan banyak biaya.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 19 Apr 2021 11:45 WIB
Mengerikan,  ada 29,1 juta calon penderita diabetes di Indonesia

Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Ketut Suastika menyebut, prevalensi sindrom metabolic prediabetes dan diabetes melitus pada orang dewasa di Indonesia tergolong tinggi dan cenderung meningkat. Jika tidak ada intervensi optimal, maka tingginya kejadian prediabetes bakal naik menjadi diabetes dan penyakit kardiovaskuler (penyakit akibat gangguan pada jantung dan pembuluh darah).

Lebih dari 2/3% pasien, lanjutnya, tidak menyadari dirinya mengidap diabetes. Jadi, mayoritas mereka datang ke pelayanan kesehatan sudah dengan komplikasi makrovaskuler (melibatkan pembuluh darah berukuran besar) atau mikrovaskuler (melibatkan pembuluh darah berukuran lebih kecil).

Padahal, penanganan diabetes dan komplikasinya membutuhkan banyak biaya. Di sisi lain, anggaran pemerintah masih terbatas. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi diabetes sebesar 8,5%. Ada peningkatan dibandingkan data Riskesdas pada 2013 yang hanya 6,9%.

“Biaya yang lebih tinggi itu datang dari komplikasinya, terutama bagi mereka-mereka yang sudah mengalami sakit jantung, yang membutuhkan pemasangan ring dan operasi, karena sering sekali orang-orang diabetes itu, kelainannya jantungnya agak beda, tiga pembuluh darah bisa buntu, ring saja tidak cukup ya, harus bedah pembuluh darah,” tutur Ketut dalam diskusi virtual, Senin (19/4).

Sponsored

Menurutnya, diabetes umumnya diawali dengan keadaan yang dikenal sebagai obesitas. Ditilik dari data Riskesdas 2018, kata dia, saat ini Indonesia mendapatkan peringkat tiga calon-calon diabetes untuk 10 tahun ke depan (prediabetes) tertinggi di dunia, dengan jumlah hampir 30 juta. “29,1 juta ini angka yang mengerikan sebenarnya. Angka yang memerlukan kewaspadaan,” ujar Ketut.

Berita Lainnya
×
tekid