sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Alat deteksi gempa rusak, BMKG dengarkan pernyataan nelayan

Badan Klimatologi, Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Palu memastikan komunikasi di Donggala masih terganggu pasca gempa tektonik

Ayu mumpuni Dimeitri Marilyn
Ayu mumpuni | Dimeitri Marilyn Sabtu, 29 Sep 2018 00:28 WIB
Alat deteksi gempa rusak, BMKG dengarkan pernyataan nelayan

BMKG mengakui ada kerusakan alat deteksi gempa saat Donggala dan Palu diterjang gempa berpotensi tsunami 7,7 magnitudo. 

Kerusakan alat tersebut dinyatakan sendiri  Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triono pasca konfrensi pers berlangsung, Jumat malam, (29/8).

"Memang ada gangguan alat. Tetapi kami juga mendengar pernyataan dari saksi seorang nelayan saksi mata yang memperkirakan ketinggian air mencapai 0,5-3 meter," kata Rahmat Triono.

Kondisi yang parah dialami nelayan ketika mengambil ikan di perairan laut Donggala dan Palu. Kapal para nelayan terhempas sekitar 2-5 meter sampai ke darat.

"Memang benar ada beberapa perahu terseret sampai 3-5 meter sampai ke darat," ujar Rahmat.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan penyebab gempa karena sesar palu-koro. Gempa dengan magnitudo 7,7 SR terjadi di Kabupaten Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, (28/9).

"Gempa yang terjadi di Donggala dan Palu karena sesar palu koro," kata Dwikorita Karnawati kepada Alinea.id melalui pesan singkat, Jumat malam, (28/9).

Menurut Dwikorita sesar palu koro terjadi karena adanya patahan kerak bumi. Patahan itu terjadi karena adanya hentakan pada gempa dengan magnitudo 7,7 tersebut karena adanya resonansi getaran yang cukup besar dan terjadi sering sebelumnya. Mulai dari gempa bumi kecil di awalnya 6,3 SR sampai 7,7 SR.

Sponsored

Sementara Badan Klimatologi, Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Palu memastikan komunikasi di Donggala masih terganggu pasca gempa tektonik pada Jumat,(28/9). 

Kepala BMKG Kota Palu Cahyo Nugroho mengatakan, guncangan gempa 7,7 dan 7,4 magnetudo di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, menyebabkan akses komunikasi dengan anak buahnya terganggu. 

"Saya hanya mengandalkan perkembangan dari BMKG pusat karena terakhir staf saya saya melapor guncangan sangat kuat lalu tidak sanggup berada di kantor,” ujar Cahyo Nugroho seusai konfrensi pers, Jumat malam, (29/9).

Menurut Cahyo gempa yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitar Sulawesi Tenggah sudah terjadi sekitar 22 kali sepanjang hari ini. Namun puncaknya terjadi sekitar Pukul 17.44 WIB.

"Sudah 31 kali terjadi hentakan magnitudo di Donggala dan Palu," ujar Cahyo Nugroho.

Cahyo juga sempat curhat kepada wartawan perihal harus terpisah dengan istri dan anaknya yang kini masih di Palu."Saya juga masih khawatirkan orang rumah, istri dan anak saya yang masih di sana. Tidak bisa dihubungi karena jaringan telekomunikasi terganggu," kata Cahyo Nugroho.

Kendati masih menunggu kabar pasca gempa terjadi, namun Cahyo memastikan video gempa bumi di lini massa tersebut tidak semuanya benar. Hanya ada satu poin yang benar pada video berdurasi 1.42 menit tersebut, yaitu, ketika menggambarkan kondisi masjid Darussalam di samping Palu Grand Mall terhantam tsunami. 

"Hanya video masjid Darussalam di samping Palu Grand Mall yang terhantam. Selain itu,jembatan Vatulemo yang merupakan ikon kota Palu roboh akibat gempa, tidak benar," ucap Cahyo.

Berita Lainnya
×
tekid