sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Analisis BMKG soal penyebab banjir di Semarang

BMKG perpanjang peringatan dini hujan lebat hingga sepekan ke depan.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Minggu, 07 Feb 2021 11:49 WIB
Analisis BMKG soal penyebab banjir di Semarang

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kota Semarang meyebut penyebab banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah diakibatkan oleh intensitas hujan ekstrem.

"Hujan lebat hingga sangat lebat disertai kilat/petir yang berlangsung terus menerus pada, Sabtu, 6 Februari 2021 pukul 02.00 hingga 05.30 WIB, menyebabkan genangan di beberapa titik di wilayah Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah," kata Kepala Stasiun Klimatologi Semarang Sukasno, dalam keterangannya, Minggu (7/2).

Pihaknya telah mencatat terjadi hujan dengan intensitas lebat ekstrem pada peta sebaran curah hujan harian Kota Semarang 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB. Adapun intensitas hujan sebesar 171 milimeter.

"Berdasarkan data AWS Stasiun Klimatologi Semarang, hujan terukur sejak jam 00.10 WIB (17.10 UTC). Intensitas hujan mulai meningkat menjadi lebat - sangat lebat sejak pukul 02.10 WIB (19.10 UTC). Periode intensitas lebat - sangat lebat berlangsung sampai dengan pukul 05.30 WIB (22.30 UTC)," tutur dia.

Dia menambahkan, curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin Kecamatan Ngaliyan sebesar 183 mm, sementara curah hujan terendah di Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang yang tercatat 69 mm.

Sukasno menerangkan, Citra Satelit Himawari juga menangkap adanya awan konventif yang mulai tumbuh pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 02.00 WIB, dan semakin bertambah hingga menjelang pukul 07.00 WIB.

"Pertumbuhan awan tersebut memicu hujan yang terjadi di Kota Semarang dengan intensitas lebat sejak pukul 02.00 WIB, dan meningkat intensitasnya menjadi hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem pada pukul 05:00 sampai 06.00 WIB, dan kemudian mulai menurun intensitasnya hingga pukul 07.00 WIB," terang Sukasno.

Analisis sementara, jelas Sukasno, menunjukkan pengaruh aktifnya Angin Monsun dingin Asia dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Sponsored

Kondisi tersebut didukung dengan masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas, sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah khususnya sebagian besar wilayah pantura tengah-barat termasuk Kota Semarang.

"Berdasarkan analisis tersebut, BMKG memperpanjang peringatan dini hujan lebat hingga sepekan ke depan untuk wilayah Jawa Tengah," pungkas Sukasno.

Berita Lainnya
×
tekid