sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BNN: Angka prevalensi pengguna narkoba secara nasional mengalami kenaikan

BNN bersama dengan Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) serta BPS, melakukan survei nasional penyalahgunaan narkoba.

Natasya Maulidiawati
Natasya Maulidiawati Kamis, 30 Des 2021 08:24 WIB
BNN: Angka prevalensi pengguna narkoba secara nasional mengalami kenaikan

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose mengatakan, BNN bersinergi dengan berbagai elemen bangsa, untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba). Hal itu dilakukan melalui program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN).

Petrus mengatakan, sesuai dengan Intruksi Presiden RI No.2 Tahun 2020 untuk mengkoordinasi kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah dalam melaksanakan Rencana Aksi Nasional P4GN dengan mengikutsertakan masyarakat dan pelaku usaha. 

“Dengan menggelorakan “War On Drugs” BNN bersinergi bersama dengan seluruh elemen bangsa untuk membangun kekuatan terbesar dalam melawan dan memberantas Narkoba untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dari peredaran Narkoba,” jelas Petrus dalam Press Release Kinerja Tahun 2021, Rabu (29/12).

Kemudian, Petrus menuturkan tiga strategi dalam pendekatan P4GN, yakni soft power approach, hard power approach, dan smart power approach.

Pada strategi power approach BNN melakukan tindakan preventif untuk membentuk ketahanan diri serta daya tangkal terhadap penyalahgunaan narkoba.

“Strategi ini dapat menekankan program P4GN pada bidang pencegahan, pemberdayaan serta masyarakat dan rehabilitas,” tutur Petrus.

Petrus mencontohkan, salah satunya adalah Desa Bersinar. Desa Bersinai menjadi program unggulan bidang pencegahan dengan intervensi program P4GN di wilayah pedesaan untuk menciptakan lingkungan kondusif dan aman.

“Tahun ini, ungkap dia, terbentuk 346 Desa Bersinar. Angka itu meningkat 100 persen dari tahun sebelumnya. Program tersebut melibatkan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, KPPA, KPK, BNPT, TNI, Polri, serta sektor kesehatan,” tambah Petrus.

Sponsored

Selain itu, BNN juga membentuk dan melatih 5.913 relawan penggiat antinarkoba yang turut membantu memberikan informasi dan edukasi, tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan masing-masing.

Upaya rehabilitasi di Desa Besinar dilakukan dengan intervensi berbasis masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada 1.190 agen pemulihan untuk menangani kecanduan narkoba di tingkat ringan dan coba-coba.

Lebih lanjut, Petrus menjelaskan terkait dengan strategi hard power approach. Merupakan tindakan represif melalui aspek penegakan hukum yang tegas dan terukur dalam penanganan jaringan sindikat narkoba. Sepanjang 2021, BNN telah mengungkap 85 jaringan sindikat narkoba baik nasional maupun internasional.

“Jaringan sindikat narkoba internasional yang paling banyak diungkap berasal dari golden triangle dan golden crescent. Dari jaringan yang diungkap, BNN mengungkap 760 kasus tindak pidana narkoba dan mengamankan 1.109 tersangka, sementara barang bukti narkoba yang disita pada 2021 adalah 3,313 ton sabu-sabu; 115,1 ton ganja; 50,5 hektare lahan ganja; dan 191.575 butir ekstasi,” ungkapnya.

Srategi ketiga, tambah Petrus adalah smart power approach. BNN melakukan penanggulangan permasalahan narkoba dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dan memaksimalkannya di era digital ini dalam segala aspek P4GN. Salah satunya dengan meningkatkan teknologi intelijen serta pemutakhiran data secara digital.

Terakhir, BNN bersama dengan Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei nasional penyalahgunaan narkoba 2021 dengan hasil angka prevalensi secara nasional mengalami kenaikan.

”Pada kategori setahun pakai, dari yang sebelumnya 1,80% atau 3.419.188 pada  2019, kini menjadi 1,95% atau 3.662.646 pada 2021. Pada kategori pernah pakai meningkat dari 2,40% atau 4.534.744 menjadi 2,57% atau 4.827.616,” pungkas Petrus.

Berita Lainnya
×
tekid