sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPBD DKI keluarkan peringatan dini potensi hujan disertai petir

Warga DKI diimbau waspada dan menjaga diri dari hujan dan angin.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Sabtu, 03 Okt 2020 18:39 WIB
BPBD DKI keluarkan peringatan dini potensi hujan disertai petir

Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan disertai kilat atau petir dalam durasi singkat. Khususnya di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, Sabtu (3/10) sore hingga jelang malam hari.

"Kami mengimbau agar masyarakat dapat waspada dan menjaga diri dari hujan angin," ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto dalam keterangannya, Sabtu (03/10).

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan mempersiapkan diri dari potensi hujan dan angin.

"Kami juga telah mengimbau kepada OPD terkait, para Camat dan Lurah daerah rawan banjir atau longsor agar turut mengantisipasi dengan menyiagakan PPSU dan Satgas Banjir / Dinas SDA Kecamatan," tuturnya.

"Masyarakat dapat menghubungi 112 apabila membutuhkan bantuan," imbuhnya.

Sebelumnya, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang hingga akhir September 2020.

"Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C,  yang menjadi ambang batas kategori La Nina," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, Herizal, dalam rilisnya, Sabtu (3/10).

Berdasarakan catatan historis, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya. Namun, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

Sponsored

Pada bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera. Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.

Untuk itu, BMKG berharap para pemangku kepentingan lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Misalnya, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih. Masyarakat diimbau agar terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid