sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Drama 40 jam pendudukan napi teroris berakhir

Operasi penanggulangan penyanderaan dan pendudukan tahanan Mako Brimob oleh 156 napi teroris selesai. Seluruh napi telah menyerahkan diri.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Kamis, 10 Mei 2018 09:46 WIB
Drama 40 jam pendudukan napi teroris berakhir

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Wiranto menyatakan sudah secara keseluruhan 156 napi teroris (napiter) menyerahkan diri, pasca melakukan penyanderaan selama 40 jam. Sebanyak 145 napiter menyerahkan diri satu per satu mulai fajar, usai serbuan yang digulirkan aparat kepolisian secara beruntun.

Kemudian pukul 07.20 terdengar suara ledakan dari dalam kompleks Mako Brimob yang jadi penanda serbuan lanjutan untuk sepuluh tahanan lainnya, yang pada akhirnya menyerahkan diri. Bunyi ledakan tersebut diakui berasal dari bunyi gas air mata, bom, dan tembakan yang memang sudah direncanakan oleh aparat sebelumnya.

“Lengkap 156 teroris telah menyerah kepada aparat kepolisian,” kata Wiranto kepada awak media (10/5).

Menurut Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia Komjen Pol Syafruddin, seluruh napiter telah dalam perjalanan untuk dipindahkan ke Nusakambangan. Rutan cabang Salemba tempat penyanderaan pun masih dalam proses sterilisasi dalam waktu enam jam ke depan.

“Seluruhnya sudah dalam proses perjalanan di dalam tol dipindahkan ke dalam Nusakambangan,” tuturnya setelah menjalani apel.

Adanya penyerbuan dengan senjata tadi pagi dikarenakan polisi menduga para napiter meracik bom dengan amunisi senjata yang dirampas dari tangan aparat kepolisian. Namun aparat berhasil mengantisipasi hal tersebut.

“Jadi, tadi dilakukan penindakan. Karena patut diduga ada bom-bom yang kemarin disita sebagai barang bukti dari aksi belum sempat digudangkan. Jadi, itu yang coba direbut oleh para napi dan kami berhasil antisipasi, dan sudah kami sterilisasi,” kata Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Perampasan senjata yang dilakukan napiter sejak awal penyanderaan sendiri membuat situasi sekitar kian mencekam. Syafruddin menyatakan senjata panjang yang dapat membidik jarak 500-900 meter pun dalam tangan napiter saat penyanderaan. Oleh sebab itu, para awak media yang datang meliput, terpaksa diamankan di salah satu bagian gedung Mako Brimob.

Sponsored

Polisi pun mengapresiasi seluruh jajarannya atas usaha penanggulangan secara persuasif sampai akhirnya berhasil meluluhkan seluruh napiter. Syafruddin berterimakasih kepada seluruh masyarakat atas dukungannya kepada Polri. Seperti dukungan yang memang sudah membesar di jagat maya, hingga topik ini menduduki posisi teratas di Twitter.

Konferensi pers pagi tadi di Brimob dihadiri Wiranto./ Mumpuni

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang memberikan dukungan dan dukungan yang mengalir, sampai dengan detik ini, dukungan itu masih mengalir. Melalui media baik secara langsung dan tidak,” ucapnya.

Sesuai dengan sikap pemerintah Indonesia, yang turut disampaikan Presiden, tak pernah ada tebang pilih dalam pemberantasan kasus terorisme. Termasuk operasi panjang yang dilakukan pihak kepolisian di Mako Brimob ini. Polisi mengupayakan cara persuasif untuk menekan jumlah korban yang berjatuhan kembali.

Pasalnya, insiden ini sendiri telah mengorbankan sejumlah pihak. Napiter telah melakukan penyanderaan terhadap 9 orang, 5 di antaranya gugur dengan cara pembunuhan sadis, 4 luka-luka.

Korban tewas akibat kerusuhan itu yakni Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Respuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Benny Setiadi, Brigadir Polisi Luar Biasa Anumerta Sandi Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, serta satu narapidana terorisme yaitu Benny Syamsu Tresno.

Sementara satu polisi yakni Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera berhasil dibebaskan hidup-hidup pada Kamis (10/5) pukul 02.00 dini hari.

Operasi ini diumumkan selesai pagi tadi pukul 07.15. Kemudian telah dilakukan pembaruan informasi kembali sejam berikutnya.

Berita Lainnya
×
tekid