sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Erick Thohir harap vaksin merah putih dapat diproduksi pada 2022

Indonesia tidak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Sabtu, 12 Sep 2020 15:41 WIB
Erick Thohir harap vaksin merah putih dapat diproduksi pada 2022

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir berharap, vaksin Merah Putih dapat mulai diproduksi pada 2022. Hal itu disampaikannya dalam laporannya ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Jumat (11/9).

"Vaksin Merah Putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan insya Allah, uji klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan. Sehingga pada 2022 kita mulai produksi vaksin merah putih," kata Erick dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Sabtu (12/9).

Pembuatan vaksin ini menjadi prioritas utama pemerintah, karena menurutnya Indonesia tidak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri. Mengingat daya tahan vaksin hanya selama enam bulan sampai dua tahun.

Pembuatan vaksin ini melibatkan lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi negeri, serta BUMN Bio Farma.

Adapun vaksin hasil kerja sama luar negeri, Erick mengatakan Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021. Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari Cina.

Sinovac sendiri telah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini, apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.

Selain itu, Kimia Farma juga telah menggandeng perusahaan asal Uni Emirat Arab, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Kemudian, ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I-2021.

"Insya Allah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," ucap Erick.

Sponsored

Erick mengingatkan jumlah tersebut dirasa belum mencukupi kebutuhan untuk melakukan vaksinasi massal masyarakat Indonesia. Proses vaksinasi diperlukan dua kali suntikan untuk setiap individu sehingga dari jumlah tersebut, baru hanya memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja.

Oleh sebab itu, pemerintah juga melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO), Unicef, serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer.

"Semua dijajaki. Kalau sampai 70% bisa tercover, kami harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30% sisanya bisa didapatkan," tutur Erick.

Berita Lainnya
×
tekid