Imbas Covid-19, Korsel jatuh ke dalam resesi
Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki tetap optimistis bahwa ekonomi nasional akan pulih dengan cepat.
Korea Selatan (Korsel) telah jatuh ke dalam resesi ketika negara itu berupaya mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi nasional.
Produk Domestik Bruto (PDB) dari ekonomi terbesar keempat di Asia itu turun lebih buruk dari yang diperkirakan, yakni 2,9% dalam skala year-on-year (yoy). Penurunan tersebut, merupakan yang terparah sejak 1998.
Sementara itu, ekspor, yang menyumbang hampir 40% dari ekonomi nasional, menurun drastis dan terparah sejak 1963. Dalam beberapa pekan terakhir, angka-angka yang dirilis masing-masing pemerintahan telah mengonfirmasi bahwa Jepang dan Singapura juga telah memasuki resesi.
Meski begitu, Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki tetap optimistis bahwa ekonomi nasional akan pulih dengan cepat. "Bisa saja kami melihat rebound seperti China, pada kuartal ketiga pandemik melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah, dan rumah sakit kembali berlanjut," ujar dia.
Pemerintah Korsel, sejauh ini menyalurkan sekitar US$231 miliar sebagai stimulus untuk mengatasi dampak Covid-19 terhadap ekonominya. Namun, negara yang bergantung pada perdagangan itu memiliki sedikit kendali atas laju ekspor mereka.
Selain Negeri Ginseng, Australia juga melaporkan defisit anggaran terbesarnya sejak Perang Dunia II yakni US$61,3 miliar. Menteri Keuangan, Josh Frydenberg mengatakan, bahwa defisit diprediksi akan tumbuh hingga sekitar US$130 miliar pada tahun keuangan ini. Dia menyebut, pandemik coronavirus jenis baru mendorong Australia menuju resesi pertamanya dalam tiga dekade.
Pada Mei, Jepang jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2015, karena ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menyusut 3,4% dalam tiga bulan pertama pada 2020.
Pekan lalu, data resmi menunjukkan bahwa Singapura telah jatuh ke dalam resesi karena PDB kuartal kedua mereka menyusut 12,6% dalam skala year-on-year. Pihak berwenang memperkirakan itu akan menjadi resesi terburuk di Singapura sejak 1965.
Namun, minggu lalu, Tiongkok mengatakan, telah menghindari jatuh ke dalam resesi karena ekonominya tumbuh sebesar 3,2% pada kuartal kedua tahun ini setelah rekor penurunan dalam tiga bulan sebelumnya. (BBC)