sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia dilanda gelombang panas, BMKG: Hoax

Indonesia terletak di ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Sabtu, 16 Okt 2021 11:05 WIB
Indonesia dilanda gelombang panas, BMKG: <i>Hoax</i>

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan Indonesia tidak sedang dilanda gelombang panas. Pernyataan ini membantah kabar jika suhu di Tanah Air saat siang hari mencapai 40 derajat celcius sehingga disarankan tidak minum es atau air dingin.

"Berita yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (hoax) karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," ucap Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko, Jumat (15/10).

Melansir situs web BMKG, dia menjelaskan, gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara itu, Indonesia terletak di ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Dalam ilmu cuaca dan iklim, gelombang panas didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang umumnya berlangsung lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai kelembapan udara yang tinggi. 

Suhu maksimum harian harus melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas dari rerata klimatologi suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung lima hari berturut-turut agar dianggap terjadi gelombang panas. Karenanya, tidak dapat disimpulkan terjadi apabila kriteria tersebut tak terpenuhi.

Urip melanjutkan, terjadinya gelombang panas umumnya berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari. Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.

"Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut," tuturnya.

Menurutnya, suhu panas yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari, yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Dengan demikian, potensi suhu udara panas seperti ini dapat berulang pada periode sama setiap tahunnya.

Sponsored

Sementara itu, dirinya mengakui, suhu tertinggi saat siang di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, di mana suhu mencapai di atas 36 derajat celcius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi, dan Semarang pada 14 Oktober 2021. Ini berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di Indonesia. 

"Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan, yaitu 37,0 derajat celcius. Namun, catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan Oktober," paparnya.

Peningkatan suhu maksimum dalam beberapa hari terakhir tersebut dapat disebabkan beberapa hal. Pertama, kedudukan semu gerak matahari tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator pada Oktober.

"Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali, yaitu di bulan September/Oktober dan Februari/Maret sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut," urainya.

Kedua, cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

"Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis Kompasu di Laut Cina Selatan bagian utara yang menarik masa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan serta menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah-berawan dalam beberapa hari terakhir," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid