sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia segera produksi alat pendeteksi Covid-19 lewat embusan napas

Alat pendeteksi Covid-19 tersebut digarap oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diklaim memiliki tingkat akurasi di atas 90%.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 11 Des 2020 19:34 WIB
Indonesia segera produksi alat pendeteksi Covid-19 lewat embusan napas

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, tidak lama lagi Indonesia akan memiliki alat pendeteksi Covid-19 lewat hembusan napas bernama G-Nose.

Alat pendeteksi Covid-19 tersebut digarap oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diklaim memiliki tingkat akurasi di atas 90%.

“Sebentar lagi bisa kita pakai, yaitu G-Nose, pendeteksi Covid-19 dengan hembusan napas. Ini inovasi yang luar biasa, karena mereka mendeteksi virus itu melalui saluran pernapasan,” katanya dalam video conference, Jumat (11/12).

Bambang menjelaskan, tak butuh waktu lama untuk mendapatkan hasil deteksi dari alat tersebut. Hanya dalam waktu tiga menit, hasil tes sudah dapat diketahui, dan sejalan dengan hasil swab test.

“Jadi kita punya harapan G-Nose ini bisa menjadi rapid swab. Sekaligus alternatif untuk menyeimbangkan pemulihan ekonomi dengan penanganan kesehatannya,” ujarnya.

Dia menuturkan, G-Nose telah mengakomodir teknologi artificial intelligence (AI) guna mendeteksi hembusan napas manusia yang terindikasi terpapar Covid-19 melalui plastik khusus sebagai penampung.

Selain itu, teknologi ini juga dinilai ramah kantong. Diperkirakan tarif pemeriksaan menggunakan alat tersebut akan diapatok hanya sebesar Rp15.000 per tes. 

Harga mesin G-Nose juga dibandrol tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar Rp60 juta untuk 100.000 kali pemeriksaan dan dapat digunakan kembali setelah ada perbaikan. 

Sponsored

“Perkiraan biaya per pemeriksaan dengan menghitung operator, plastiknya sendiri yang sekitar Rp7.000 atau Rp8.000 sekali pakai, maka perkiraan per tes itu sekitar Rp15.000. Ini salah satu alat deteksi termurah tetapi akurat,” tuturnya.

Adapun, alat tersebut saat ini masih dalam tahap penyelesaian akhir. Peneliti UGM sedang menyusun laporan uji klinis untuk diserahkan kepada Kementerian Kesehatan agar disetujui dan dapat digunakan.

Berita Lainnya
×
tekid