sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jadi cagar budaya, Pemprov DKI revitalisasi Masjid Jami Al-Mansur

Merujuk pada inskripsi pada menaranya, Masjid Jami Al-Mansur dibangun 1330 H atau 1717 M.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 16 Agst 2021 07:41 WIB
Jadi cagar budaya, Pemprov DKI revitalisasi Masjid Jami Al-Mansur

Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menerbitkan Surat Rekomendasi Pemugaran Nomor 4492/-1.853.15 terkait pekerjaan revitalisasi arsitektural Masjid Jami Al-Mansur.

Rencananya, masjid yang terletak di Jalan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat (Jakbar) akan dirancang sebagai wisata religi baru bersama dengan Masjid Al-Alam Marunda, Masjid Jami Luar Batang, dan Gereja (GPIB) Immanuel Jakarta.

"Penerbitan Surat Rekomendasi Pemugaran sendiri merupakan bagian dari upaya pelindungan terhadap bangunan cagar budaya, diduga cagar budaya, ataupun bangunan yang berada di kawasan pemugaran agar setiap proses pemugarannya tetap sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian," kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana pada Minggu (15/8) malam.

Dia menyatakan, Masjid Jami Al-Mansur telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993. 

Merujuk pada inskripsi pada menaranya, Masjid Jami Al-Mansur dibangun pada 1330 H atau 1717 M. Masjid yang didirikan putra Pangeran Cakrajaya dari Kerajaan Mataram Islam Abdul Mihit atau Abdul Mukhit ini, awalnya bernama Masjid Jami Kampung Sawah. 

Lalu, berubah dengan mengambil nama piut atau canggah dari Abdul Mukhit, Muhammad Manshur bin Imma Abdul Hamid pada 1967. Muhammad Manshur bin Imma Abdul Hamid sempat memperbaiki arah kiblat dan memperluas bangunan masjid pada 1937.

Diketahui, arsitektur bangunannya berlanggam masjid Jawa dengan denah empat persegi dengan atap tajug tumpeng tiga, dan diakhiri dengan hiasan berupa mahkota. Masjid Jami Al-Mansur memiliki satu menara di bagian tenggara dan mihrab penunjuk arah kiblat. 

Lalu, atap tajug tumpeng tiga yang berfungsi sebagai pelindung hujan-panas matahari mengandung identitas simbolis yang dalam konsep kosmologi Jawa bermakna ‘Imam-Islam-Ihsan’, sebagaimana pilar agama Islam. 

Sponsored

Dari segi esoterik, atap tajug tumpeng tiga tersebut bisa diartikan ‘Syariat-Thariqat-Hakekat-Makrifat’. Atap masjid ini disangga oleh pilar-pilar kayu. Di antara pilar-pilar kayu itu, ada pilar utama yang dikenal sebagai sokoguru.

Dalam rencana pemugaran saat ini, Masjid Jami Al-Mansur bangunan utama masjid, makam, dan minaret akan ditata, sehingga bisa diperlihatkan pada fasad terdepan. Sisi tertutup masjid ini akan dirancang menjadi lebih terbuka dan mudah diakses pengunjung. Pintu masuk utama masjid akan dikembalikan kepada bentuk awalnya ketika pertama kali masjid dibangun. Lalu, akan ada penambahan fasilitas pendukung dengan tetap mempertahankan zoning asli masjid.

Berita Lainnya
×
tekid