sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasatgas Penanganan PMK: Banyak peternakan belum lapor data terkait PMK

Padahal data tersebut akan digunakan sebagai dasar pemenuhan dosis vaksinasi yang diberikan kepada hewan ternak. 

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 27 Jun 2022 08:53 WIB
Kasatgas Penanganan PMK: Banyak peternakan belum lapor data terkait PMK

Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menekankan, pendataan hewan ternak harus terlaksana secara cepat dan tepat dalam beberapa hari ke depan. Data tersebut akan digunakan sebagai dasar pemenuhan dosis vaksinasi yang diberikan kepada hewan ternak. 

Ketua Satgas Penanganan PMK Suharyanto mengatakan, masih banyak peternakan skala besar yang belum melaporkan data hewan ternaknya baik yang sehat, sudah divaksin, ataupun yang terjangkit PMK. Fakta di lapangan itu menjadi sorotan satgas.

"Hal ini harus segera kita perbaiki sehingga dapat tersaji data yang benar dan lengkap untuk menentukan langkah penanganan ke depannya," kata Suharyanto dalam keterangan, Minggu (26/6).

Selain data hewan ternak, diperlukan juga data kebutuhan vaksinator di setiap kabupaten/kota. Makanya, pemerintah daerah perlu untuk memastikan dokter hewan dan otoritas veteriner yang tersedia di setiap daerah sebagai pejabat otoritas veteriner (POV).

Selanjutnya terkait vaksinasi, sebanyak 800.000 dosis vaksin telah tersedia. Sebagai tahap awal, Provinsi Jawa Timur mendapat alokasi vaksin sebanyak 350.000 dosis. 

Suharyanto menjelaskan, vaksinasi menjadi salah satu upaya pembentukan kekebalan di dalam tubuh hewan ternak. 350.000 dosis vaksin tersebut akan diprioritaskan bagi peternak dengan skala kecil atau yang dikelola secara pribadi.

"Sementara bagi peternakan skala besar dapat mendatangkan vaksin secara mandiri jika diperlukan," ujar Suharyanto.

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan lockdown tingkat mikro apabila 50% kecamatan dari suatu provinsi tersebut terinfeksi PMK atau masuk ke dalam zona merah. Artinya, tidak ada mobilisasi hewan ternak antardesa, kecamatan, sampai provinsi di zona tersebut untuk mengurangi potensi penularan.

Sponsored

Kini Jawa Timur sudah termasuk dalam zona merah. Terkait hewan kurban, apabila kebutuhan tidak terpenuhi di satu daerah, tidak perlu mobilisasi hewan ternak antardaerah. 

"Hal ini untuk menguatkan pelaksanaan lockdown," ucap Suharyanto.

Suharyanto mengapresiasi pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sudah sigap mengaktifkan Satgas Penanganan PMK di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Sama halnya dengan Satgas Covid-19, Satgas PMK terdiri dari seluruh unsur terkait seperti Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, Dinas Pehubungan, Diskominfo, BPBD, TNI/Polri, Persatuan Dokter Hewan, mahasiswa, dan unsur organisasi kemasyarakatn yang terkait kesehatan hewan.

Satgas ini yang akan melakukan pengendalian dan memastikan tidak ada mobilisasi hewan ternak. Suharyanto juga meminta penjagaan di perbatasan diperketat kembali.

"Perlu adanya pembatasan tingkat mikro agar infeksi segera terputus dan zona aman tidak ikut terinfeksi. Kuncinya disitu." tutup Suharyanto.

Sebelumnya, Kepala BNPB ini meninjau Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan di Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. KPSP Nangkojajar memiliki 27.000 ekor sapi perah yang diternak. Sebagai langkah pencegahan penularan PMK, sebanyak 25.000 dosis vaksin dialokasikan untuk KPSP Nangkojajar. 

Pada kesempatan itu, Suharyanto juga mendapatkan penjelasan alur pendataan hewan yang telah melakukan vaksinasi PMK. Data tersebut akan diinput oleh petugas ke dalam Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS). 

Nantinya, data yang terdapat pada iSIKHNAS akan diintegrasi dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid yang sebelumnya juga digunakan untuk mendata kasus Covid-19. 

"Kehadiran kami di sini untuk mendukung percepatan penanganan PMK di Provinsi Jawa Timur yang hingga hari ini masih menjadi provinsi dengan kuantitas kasus aktif PMK terbanyak di Indonesia," kata Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penananganan PMK yang digelar di Kantor Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Sabtu (25/6).

Suharyanto bersama rombongan melihat langsung proses vaksinasi untuk hewan ternak sapi di salah satu kandang binaan KPSP Nangkojajar. Vaksin untuk PMK juga akan diberikan sama seperti vaksinasi Covid-19 yaitu sebanyak tiga kali.

Sebagai informasi, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang memiliki kasus aktif PMK terbanyak di Indonesia. Data per Sabtu (25/6), total hewan tertular PMK di Provinsi Jawa Timur sebanyak 100.492 ekor. Kasus aktif PMK sebanyak 82,056 ekor dengan rincian 81.697 ekor sapi, 60 ekor kerbau, 217 ekor kambing, dan 82 ekor domba. Sementara hewan yang mati tercatat mencapai 563 ekor.

Berita Lainnya
×
tekid