sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenhub wacanakan pembayaran tol tanpa henti

Pengguna jalan tol nantinya tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol dan bisa langsung berjalan tanpa hambatan.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 03 Des 2018 18:15 WIB
Kemenhub wacanakan pembayaran tol tanpa henti

Penerapan sistem pembayaran non tunai di gerbang tol selama ini ternyata belum berjalan secara optimal. Masalah utama di sana yaitu, antrean masuk tol masih belum terselesaikan secara menyeluruh. 

Menyisiati hal tersebut, pemerintah kemudian menawarkan sistem baru yaitu Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tol tanpa henti di mana pengguna jalan tol nantinya tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol dan bisa langsung berjalan tanpa hambatan. 

"Ketika kondisi lalu lintas padat maka layananan di gerbang itu menjadi penting. Karena itu, transaksi di tol harus dipercepat, sehingga layanannya menjadi baik, meski sekarang sistemnya sudah cashless tapi kan masih berbasis touchscreen, ada plang pembatasnya, ke depannya kita mau menghilangkan pembatas itu," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perhubungan Kementerian Perhubungan Sugihardjo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (3/12).

Sistem ini sejatinya mengacu pada Permen PU Nomor 16/PRT/M/2016 tentang Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol di mana terdapat 8 indikator yang harus menjadi prioritas perhatian bersama di antaranya yaitu, kondisi jalan; keselamatan; rata-rata kecepatan; kondisi darurat; aksesibilitas; pergerakan; lingkungan dan rest area.

Namun, dari kedelapan indikator tersebut, aksesibilitas merupakan hal yang masih perlu ditingkatkan mengingat indikator yang satu ini diukur dari rata-rata lama transaksi dan jumlah antrian di pintu tol. 

"Rata-rata dari semua jenis transaksi di pintu tol, waktu maksimal tidak boleh lebih dari 10 detik dan jumlah antrian kendaraan tidak boleh lebih dari 10 kendaraan. Hal ini masih belum tercapai untuk pintu-pintu tol yang mempunyai volume lalu lintas tinggi," paparnya.

Penerapan MLFF sendiri sudah ditargetkan pemerintah akan terlaksana akhir 2018 ini. Namun hingga awal Desember 2018, sistem ini belum juga terealisasi. Adapun kendala utama dalam penerapan sistem ini sendiri adalah terkait penentuan jenis teknologi deteksi apa yang paling efisiensi diberlakukan di seluruh tol di Indonesia.

MLFF merupakan sistem pelayanan yang memungkinkan pengguna jalan tol tidak perlu menghentikan kendaraan pada saat bertransaksi karena adanya alat pembayaran elektronik yang dipasang pada kendaraan. Alat tersebut memancarkan sinyal tertentu yang nantinya akan dibaca melalui alat perekaman di gardu tol, sehingga pengendara bisa melaju tanpa henti dan secara otomatis saldo terpotong bila melewati gardu tersebut.

Sponsored

Beberapa jenis teknologi deteksi MLFF kini menjadi pertimbangan di antaranya adalah 'Automatic Number Plate Recognition' (ANPR)  yang mendeteksi melalui plat nomor kendaraan, kedua adalah 'Dedicated Short Communication Range' (DSCR) yang mendeteksi jarak pendek melalui frekuensi radio, ketiga adalah 'Radio Frequency Identification' (RFID) yang mendeteksi melalui stiker yang dipasang di kendaaraan, dan keempat adalah Global Satelite Navigation System (GSNS) yaitu, deteksi melalui data satelit yang dapat mengetahui posisi kendaraan.

"Pemerintah belum bisa menentukan mau pakai teknologi yang mana, karena pertimbangannya tidak bisa sembarangan, perlu menghitung kesepakatan semua pihak dulu," jelasnya.

Oleh karena itu, untuk kepentingan nasional dia menegaskan harus ada kesepakatan bersama dalam menentukan teknologi yang hendak diterapkan.

"Saran saya, buat teknologi untuk MLFF ini, kita harus bisa bersepakat bersama, sebelum nanti sudah tersepakati,dan menyesal kemudian. Jadi kita harus bisa memilih satu yang terbaik. Karena masih baru mau menerapkan sistem ini, baiknya memilih teknologi terbaru, ter-advance dengan biaya yang efisien, paling murah," tandasnya.

Penambahan panjang jalan tol dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan. Sampai dengan 2018, total panjang jalan tol mencapai 1.182 km dan akan ditargetkan mencapai 1.851,4 km pada 2019. Saat ini rata-rata jumlah kendaraan keluar masuk tol di Indonesia sebanyak 3,7 juta kendaraan per hari. Adapun metode pembayaran yang diterapkan menggunakan electronic card reader (cashless).

Rencana implementasi multilane free flow (MLFF) secara bertahap pada pintu-pintu tol di Indonesia dapat memperlancar arus lalu lintas pada pintu tol. Jika dibandingkan kecepatan transaksi antara manual, single lane free flow (SLFF) dan MLFF adalah sebagai berikut; di mana Manual Toll dapat mengalirkan 350 kendaraan/jam, SLFF sebanyak 1,500 kendaraan/jam dan MLFF sebanyak 2,500 kendaraan/jam.

Berita Lainnya
×
tekid